ANALISIS BUKU TEKS “AL-LUGHAH AL-‘ARABIYAH AL-MU’ÂSHIRAH” KARYA ECKEHARD SCHULZ (Telaah atas Desain Materi)
A.
Pendahuluan
Kualitas dan
kesuksesan sebuah proses pembelajaran bahasa Arab tentunya banyak dipengaruhi
oleh beberapa elemen atau komponen yang saling berhubungan untuk mencapai
tujuan pembelajaran bahasa Arab. Dari sekian banyak elemen pembelajaran bahasa Arab,
bahan ajar atau materi pelajaran merupakan salah satu sarana yang penting untuk
menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Pada umumnya, materi pelajaran
tersusun dalam buku teks (textsbook) dan sebuah buku teks haruslah
memliki tujuan yang jelas. Tujuan tersebut akan menjadi acuan dalam perumusan
materi. Materi buku terlebih dahulu harus melalui proses seleksi, gradasi,
presentasi dan repetisi.[1]perumusan
materi ini juga harus didasarkan pada analisis linguistik, non linguistik dan edukatif.[2]
Menurut
Syamsuddin, buku teks yang diperuntukkan bagi siswa Arab tidak mungkin
disamakan dengan buku teks yang diperuntukkan bagi pelajar asing, lantaran
perbedaan tujuan yang ingin dicapai, sarana prasarana yang dimiliki,
pengetahuan bahasa ibu yang berbeda dalam hal tata bunyi (fonetik), tata
kalimat (sintaksis), kosakata (mufradât), maupun sistem penulisannya.[3]
Buku teks tersebut akan sangat berpengaruh terhadap pemahaman siswa walaupun
kadar pengaruh tersebut berbeda antara siswa satu dengan lainnya. Oleh karena
itu, penyusunan buku teks yang dilakukan dengan cermat dan tepat sangatlah
penting untuk dilakukan. Penyusunan buku teks yang tidak didasarkan pada
aspek-aspek buku teks yang baik akan sangat merugikan para siswa yang mempelajari
bahasa Arab sebagai bahasa kedua.
Oleh sebab itu,
tulisan ini bermaksud untuk mendeskripsikan desain materi pada buku ajar al-Lughah
al-‘Arabiyah al-Mu’âsyiroh karya Eckehard Schulz dan menganalisisnya dengan kriteria buku teks yang baik
sekaligus ingin mengetahui pentahapan dalam penyajian materi dan kesesuaiannya
dengan konsep seleksi, gradasi, presentasi dan repetisi serta ingin mengungkapkan
sisi kelebihan dan kekurangan dari desain materi tersebut.
B.
Konsep Dasar Penyusunan Buku Ajar
1.
Pengertian Buku Ajar (Textbook)
Dalam jenis bahan
ajar cetak, selain handout dan modul, ada pula yang berbentuk buku ajar.
Nasution mengatakan sebagaimana yang dikutip oleh Prastowo bahwa buku ajar
adalah bahan pelajaran yang paling banyak digunakan di antara semua bahan
pengajaran lainnya.[4]
Dalam Kamus Oxford, buku diartikan sebagai “is number of sheet of
paper, either printed or blank, fastened together in a cover”. Buku di sini
berarti berarti sejumlah lembaran kertas baik cetakan maupun kosong yang
dijilid atau diberi cover.[5]
Hal serupa juga dapat ditemukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang
mencatat bahwa buku adalah lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau
kosong.[6]
Sementara itu,
menurut wikipedia bahwa yang dimaksud dengan buku adalah[7];
الكتاب هو عبارة عن مجموعة من أوراق مطبوعة من الورق يغطى
بين غلافين
|
“Buku merupakan sekumpulan kertas cetak yang disusun atau tertutup diantara
dua sampul (cover)”.
Secara umum, buku
merupakan bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan buah pikiran dari
pengarangnya.[8]
Namun dari berbagai pandangan tersebut, ditegaskan Abdul Majid bahwa buku
sebagai bahan ajar merupakan buku yang berisi suatu ilmu pengetahuan hasil analisis
terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis.[9]
Buku ajar dipahami sebagai alat pengajaran yang paling banyak digunakan di
antara semua alat pengajaran lainnya.[10]
Buku ajar memberikan ajaran dalam suatu bidang studi.[11] Kedua pengertian itu berbeda. Pengertian pertama menekankan fungsinya
sebagai alat pengajaran. Kedua memfokuskan kepada isinya.
Buku ajar adalah
buku yang digunakan dalam proses kegiatan belajar. Buku ajar dikenal pula
dengan sebutan buku teks, buku materi, buku paket, atau buku panduan belajar.
Menilik isi dan luasnya buku teks sama saja dengan buku ajar.[12]
Jadi buku ajar yang dimaksudkan identik dengan buku teks, buku paket, buku
materi atau buku panduan belajar.[13]
Di samping itu, Rusydi Ahmad Thua’imah mendefinisikan buku ajar dengan
mengatakan[14]:
إن الكتاب
المدرسي يشتمل مختلف الكتب والأدوات المصاحبة التى يتلقى الطالب منها المعرفة والتى
يوظفها المعلم في البرنامج التعليمي مثل أشرطة الستجيل والمذكرات والمطبوعات التى
توزع على الطلاب وكراسة التدريبات وكراسة الإختبار الموضوعية ومرشد المعلم.
|
“Buku ajar mencakup berbagai buku dan alat-alat pendukung yang dapat
memberi siswa pengetahuan dan semua yang digunakan pengajar dalam kegiatan
pembelajaran seperti kaset atau CD, buku diktat, buku paket dari pemerintah,
LKS, dan panduan guru.”
Dari beberapa
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa buku ajar adalah buku teks atau buku
materi yang dapat dimanfaatkan oleh siswa maupun guru dalam proses belajar
mengajar dalam rangka menggali keilmuan/bidang studi tertentu dan dapat
memberikan informasi serta disusun berdasarkan kurikulum atau tafsiran
kurikulum yang berlaku.
2.
Fungsi, tujuan dan kegunaan buku Ajar
Untuk lebih
memahami arti penting dari bahan ajar
ini, berikut ini Nasution menjelaskan tentang fungsi, tujuan dan kegunaan buku
ajar, yaitu: buku ajar memiliki lima fungsi sebagai berikut[15]:
a.
Buku ajar sebagai bahan referensi atau bahan rujukan oleh
siswa;
b.
Buku ajar sebagai bahan evaluasi;
c.
Buku ajar sebagai alat bantu pendidik dalam melaksanakan
kurikulum;
d.
Buku ajar sebagai salah satu penentu metode atau teknik
pengajaran yang akan digunakan pendidik; dan
e.
Buku ajar sebagai sarana untuk meningkatkan karier dan
jabatan.
Sementara itu,
pengembangan dan penyusunan buku ajar dalam konteks kegiatan pembelajaran
memiliki sejumlah tujuan, sebagai berikut: Pertama, memudahkan pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran; kedua,
memberi kesempatan kepada siswa untuk mengulangi pelajaran atau mempelajari
pelajaran baru. Dan ketiga, buku ajar menyediakan materi pembelajaran
yang menarik bagi siswa.
Adapun
kegunaannya dalam pembelajaran meliputi enam macam, sebagai berikut: pertama,
buku ajar membantu pendidik dalam melaksanakan kurikulum karena disusun
berdasarkan kurikulum yang berlaku; kedua, buku ajar menjadi pegangan
guru dalam menentukan metode pengajaran; ketiga, buku ajar memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengulangi pelajaran atau mempelajari pelajaran
baru; keempat, buku ajar memberikan pengetahuan bagi siswa maupun
pendidik; kelima, buku ajar menjadi penambah nilai angka kredit untuk
mempermudah kenaikan pangkat dan golongan. Dan keenam, buku ajar menjadi
sumber penghasilan, jika dipublikasikan atau diterbitkan.
3.
Karakteristik dan unsur-unsur buku ajar
Buku ajar
memiliki sejumlah karakteristik yang membedakannya dengan bahan ajar cetak
lainnya. Ada empat karakteristik buku ajar, yaitu: pertama, secara
formal, buku ajar diterbitkan oleh penerbit tertentu dan memiliki ISBN. Kedua,
penyusunan buku ajar memiliki dua misi utama, yaitu: optimalisasi pengembangan
pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural; dan pengetahuan tersebut
harus menjadi target utama dari buku pelajaran yang digunakan di sekolah. Ketiga,
buku ajar dikembangkan oleh penulis dan penerbit buku dengan senantiasa mengacu
pada apa yang sedang diprogramkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.[16]
Keempat, buku ajar memiliki tujuh keuntungan sebagai berikut;
a.
Buku ajar membantu guru melaksanakan kurikulum;
b.
Buku ajar buku ajar menjadi pegangan guru dalam
menentukan metode pengajaran;
c.
buku ajar memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengulangi pelajaran atau mempelajari pelajaran baru;
d.
buku pelajaran dapat digunakan untuk bertahun-tahun
berikutnya dan jika direvisi dapat bertahan dalam waktu yang lama;
e.
buku ajar yang uniform memberikan kesamaan mengenai bahan
dan standar pengajaran;
f.
buku ajar memberikan kontiunitas pelajaran di kelas yang
berurutan, sekalipun pendidik berganti;
g.
buku ajar memberi pengetahuan dan metode mengajar yang
lebih mantap jika guru menggunakannya dari tahun ke tahun.
Sementara itu,
buku ajar juga memiliki setidak-tidaknya lima unsur utama, yaitu judul,
kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, latihan, dan
penilaian. Dalam membuat buku ajar, maka lima unsur utama itu harus ada. Dan
isi kandungannya harus mengacu kepada kompetensi dasar yang telah ditetapkan
berdasarkan kurikulum yang berlaku.[17]
4.
Landasan Penyusunan Buku Ajar
Sebelum menyusun
atau menulis buku ajar atau buku teks, ada beberapa hal penting yang harus
diperhatikan dan dijadikan landasan dalam rangka menyusun buku ajar. Adapun
landasan-landasan tersebut, terlihat pada skema berikut ini[18]:
Skema 1 : Landasan Penyusunan
Buku Ajar
|
a.
Landasan keilmuan[19]
Landasan pertama
yang perlu diperhatikan dalam penyusunan buku ajar adalah landasan kelimuan.
Ini berarti bahwa setiap penyusun atau penulis buku ajar harus memahami dan
menguasai teori yang terkait dengan bidang keilmuan atau bidang studi yang
ditulisnya. Dengan demikian penulis buku ajar bahasa Arab harus memahami dan
menguasai teori atau seluk-beluk kajian bahasa Arab. Begitu juga, penulis buku
teks/ajar Fisika, Kimia, Biologi, Sejarah dan bidang studi lainnya. Secara
teknis landasan keilmuan ini meliputi keakuratan materi, cakupan materi, dan
pendukung materi.
Skema 2: Cakupan Landasan
keilmuan
|
b.
Landasan pendidikan dan keguruan
Landasan kedua
yang perlu diperhatikan dalam penulisan buku teks adalah landasan pendidikan
dan keguruan, terutama hal-hal yang berkaitan dengan hakikat belajar,
pembelajaran kontekstual, pengembangan aktivitas, kreativitas, dan motivasi
siswa.[20]
c.
Landasan kebutuhan siswa
Landasan ketiga
yaitu landasan kebutuhan siswa (need asessment). Hal itu dikarenakan
landasan kebutuhan erat kaitannya dengan motivasi, maka pemahaman tentang teori
motivasi perlu diperdalam. Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi)
seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan antusiasmenya dalam
melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu (motivasi intrinsik)
maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).[21]
d.
Landasan keterbacaan materi dan bahasa
Landasan ini
diperlukan karena buku teks merupakan sarana komunikasi siswa dalam
pembelajaran. Sebagai sarana komunikasi, materi dan redaksi sajian yang
terdapat dalam buku teks harus dipahami siswa. Secara teknis, indikator yang
mendukung aspek keterbacaan materi dan bahasa yang digunakan dalam buku teks
adalah komunikatif, dialogis, dan interaktif, lugas, keruntutan alur pikir,
koherensi, kesesuaian dengan kaidah tata bahasa Arab yang benar, menggunakan
bahasa Arab baku, penggunaan istilah dan simbol yang konsisten dan sesuai
dengan perkembangan peserta didik. Contoh:
استمع واعد
|
|
تحدث و تكلم
|
|
اقرأ وافهم
|
|
انظر واكتب
|
|
Keempat landasan
tersebut di atas, merupakan hal-hal yang sangat penting untuk diperhatikan bagi
penulis ketika akan menyusun atau menulis buku ajar bahasa Arab. Apabila hal
tersebut benar-benar diperhatikan, maka buku ajar yang baik akan terwujud.
5.
Penilaian Kelayakan Buku Ajar (textbook)
Dalam kelayakan isi pada
buku teks atau ajar, ada tiga indikator yang harus diperhatikan, yaitu;
kesesuaian uraian materi dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
terdapat dalam kurikulum mata pelajaran yang bersangkutan, keakuratan materi,
dan materi pendukung pembelajaran.[22]
Buku teks bahasa Arab pada khususnya, juga tidak lepas dari berbagai ketentuan
tersebut. Oleh Karena itu, buku teks bahasa Arab juga harus disesuaikan dengan
aspek-aspek dalam pembelajaran bahasa Arab itu sendiri. Hal itu dikarenakan
buku teks bahasa Arab itu juga terkait dengan bagaimana dan dimana bahasa Arab
itu diajarkan serta metode apa yang digunakan.
Merujuk pada pendapat Ali
Muhammad Al-Qasimiy tentang pembelajaran bahasa aran bagi peserta didik yang
bukan berbahasa Arab, bahwa buku ajar yang ada haruslah berbeda dengan buku
ajar bagi pelajar bahasa Arab yang berbahasa Arab asli. Dalam tulisannya yang
dikutip oleh Asyrofi, Ali Al-Qasimiy menyatakan, bahwa materi buku ajar bahasa Arab
bagi pelajar asing (Non Arab) itu terdiri dari tiga bagian[23]:
a.
Materi dasar, yang terdiri dari: Teks pembelajaran; Kaidah
penyusunan bahasa; Latihan bertahap; Daftar isi; dan Rangkaian kosakata.
b.
Materi-materi pembantu, yang terdiri dari: Kamus; Buku
latihan menulis; Buku latihan bunyi; Buku belajar berkala; Buku tes; dan
Petunjuk pengajaran.
c.
Materi-materi tertentu, yaitu; Media audio dan Media
visual.
Disamping materi yang
disajikan kepada siswa juga harus memperhatikan seleksi, gradasi, presentasi
dan repetisi. Sebagaimana dipaparkan oleh Maman yang mengutip pada Mackey bahwa
empat aspek tersebut sangatlah tepat untuk mengetahui kualitas dan mengevaluasi
buku teks.[24]
1)
Seleksi
Seleksi adalah pemilihan
atau penyaringan dalam hal ini adalah menyeleksi materi. Seleksi perlu diadakan
karena tidaklah mungkin mengajarkan semua materi yang ada dalam satu bahasa
atau bidang ilmu pengetahuan apapun, pentingnya seleksi ini didasarkan pada
landasan berpikir sebagai berikut[25]:
a.
Sumber-sumber tata bahasa deskriptif itu sangat beragam
sifatnya, baik dari segi teori, peneliti maupun kesederhanaan;
b.
Materi tata bahasa deskriptif itu ada yang tidak relevan
dengan kepentingan pendidikan;
c.
Tidak mungkin mengajarkan keseluruhan materi bahasa Arab
kepada siswa; dan
d.
Pembelajaran bahasa selalu mempunyai tujuan yang khusus,
yang tidak selalu menuntut siswa menguasai seluruh aspek bahasa.
Materi yang telah
diseleksi dan disusun tahap demi tahap ini tidak akan banyak artinya kalau
kemudian tidak disajikan kepada murid sedemikian rupa, sehingga akhirnya dapat
dikuasai murid. Suatu kemahiran tidaklah mungkin dapat dikuasai hanya dari satu
contoh saja, tetapi harus dilatih berkali-kali dengan cara mengulang-ulang (drill)
apa yang telah diberikan.[26]
Dalam seleksi materi bahan ajar bahasa, ada beberapa hal yang mempengaruhi,
antara lain adalah: tujuan suatu program pembelajaran bahasa Arab, tingkat kemahiran
perserta didik, dan lama suatu program.
2)
Gradasi
Setelah diadakan seleksi
materi pelajaran, perlu ada gradasi atau pentahapan penyajiannya karena materi
yang telah diseleksi itu tidak mungkin diajarkan sekaligus. Gradasi adalah
tingkat-meningkat atau langkah pengurutan materi yang telah diseleksi untuk
diajarkan. Mackey mengemukan dua langkah pokok dalam melakukan gradasi, yaitu:
a.
Pengelompokkan harus berdasarkan pada prinsip
keseragaman, kekontrasan, dan keparalelan.
b.
Pengurutan harus didasarkan pada prinsip psikologi
belajar, yaitu dari umum ke khusus, dari yang ringkas ke yang panjang, dari
yang sederhana ke yang kompleks, dan dari yang paling berguna bagi siswa ke
yang paling tidak berguna bagi siswa.
Briod pernah menyatakan
bahwa prinsip-prinsip yang dapat digunakan untuk gradasi adalah kosakata, arti,
dan gramatika.
3)
Presentasi
Setelah melampaui tahap
seleksi dan gradasi tahap berikutnya ialah presentasi yaitu bagaimana agar
materi yang telah diseleksi dan dikelompokan tersebut dapat disampaikan dan
dipahami oleh murid.[27]
Dalam hal ini, presentasi terkait dengan bagaimana penyampaian materi agar
materi tersebut bisa dipahami oleh peserta didik, jadi apa yang tampak pada
halaman-halaman pertama buku teks, itulah presentasi. Presentasi materi ini
tergantung pada tujuan belajar dan tingkat kemampuan siswa. Pada tahap
presentasi ini, perlu diperhatikan bahwa
dalam buku pembelajaran bahasa ada hal yang ditekankan, yakni ekspresi dan isi.
Dari segi ekspresi, ada dua hal yang perlu mendapat perhatian yaitu Staging
dan Demonstration.
Staging adalah jumlah bentuk bahasa yang termasuk dalam suatu
metode dan jumlah bagiannya menjadi tahap-tahap, urutan-urutan penyajiannya
antara satu bagian dengan bagian yang lain, serta pembagiannya ke dalam unit
atau satuan presentasi. Sementara Demonstration adalah teknik-teknik
yang digunakan oleh suatu metode untuk menyajikan atau menyampaikan materi
pelajaran. Selain dari segi ekspresi, segi isi juga perlu ditekankan, yakni
arti yang terkandung dalam kata atau kalimat. Untuk mengatasi permasalahan di
bidang arti, suatu metode bisa menggunakan salah satu dari empat prosedur atau
keempatnya sekaligus. Keempat prosedur tersebut adalah[28]:
a.
Prosedur diferensial, yaitu prosedur yang berdasarkan
atas perbedaan arti antara B1 dan B2. Prosedur ini bertujuan menjelaskan sebuah
kaidah dengan menterjemahkan penjelasannya dalam bahasa pertama siswa;
b.
Prosedur ostensive, yaitu prosedur mengajar bahasa dengan
menggunakan objek, tindakan, gerak-gerik tangan dan muka serta perbuatan
lainnya, serta dengan menciptakan situasi untuk menjelaskan kepada siswa;
c.
Prosedur pictorial, yaitu prosedur mengajar dengan
menggunakan gambar; dan
d.
Prosedur konteks, yaitu prosedur pengajaran dengan
menggunakan konteks yang sifatnya verbal, seperti penggunaan definisi,
enumerasim substitusi, metaphor, oposisi dan konteks ganda.[29]
4)
Repetisi
Repetisi adalah
pengulangan dalam konteks ini diartikan sebagai pengautan, pelatihan, atau
penajaman. Penajaman adalah langkah yang ditempuh oleh penulis buku teks agar
materi yang disajikan itu dapat dicerna dan diinternalisasikan oleh siswa
menjadi kompetensi berbahasa yang siap dipakai. Prosedur penajaman ini sangat
diperlukan, karena didasarkan pada landasan berpikir bahwa[30];
a.
Tujuan belajar berbahasa adalah agar siswa mampu
berbahasa secara tepat, lancar, dan mandiri. Oleh sebab itu, siswa perlu
pelatihan menggunakan kaidah tersebut dalam konteks berbahasa yang sebenarnya
dan dalam situasi yang berbeda-beda.
b.
Terdapat banyak cara atau teknik penajaman agar sebuah
kaidah berbahasa dapat diinternalisasikan yaitu dengan jalan mengulang-ulang
menjadi bagian dari kompetensi komunikatif.
Mackey membagi materi
repetisi menjadi empat kelompok kegiatan yang disesuaikan dengan empat
keterampilan bahasa yaitu: menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Teknik
penajamanan yang paling lazim digunakan adalah latihan yang bersifat reseptif
dan latihan yang bersifat produktif. Latihan yang bersifat reseptif
adalah latihan menyimak atau mendengarkan dan membaca, sedangkan latihan
produktif adalah latihan berbicara dan menulis. Latihan berbicara dan menulis
yang intensif merupakan bentuk latihan berbahasa yang bersifat nyata. Materi
ini seharusnya mendapatkan porsi yang terbanyak dalam buku pelajaran bahasa.[31]
Latihan reseptif mencakup
keterampilan menyimak dan membaca, perlu dikemukakan bahwa pelatihan untuk
mempertinggi bahasa tidak semuanya tersampaikan dalam pelatihan mufrodat.
Dalam hal-hal tertentu perlu adanya usaha-usaha kreatif guru bahasa adalam
mengajar secara manual. Pelatihan membaca dapat dilakukan dengan; Menjawab
pertanyaan; Membuat catatan; Membuat ikhtisar; dan Membuat catatan tunggal
bacaan.
Latihan produktif mencakup
dua keterampilan pokok, yaitu keterampilan berbicara dan keterampilan menulis.
Dalam praktiknya dua aspek ini dapat diintegrasikan dengan keterampilan membaca
dan menyimak. beberapa cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan keterampilan
produktif tulis antara lain berlatih
menyusun atau membuat ringkasan, menyusun tulisan, narasi, membuat
lukisan, menulis bebas atau menterjemahkan. Latihan keterampilan berbicara
dapat dilakukan dengan cara;[32]
(1) Praktik dialog atau bercakap-cakap
dalam bahasa yang sedang dipelajari; (2) Latihan pola; (3) Berlatih
menirukan secara langsung; (4) Latihan
lihat dan ucapkan; dan (5) Mengarang
lisan.
Untuk bisa menguasi suatu
bahasa, terutama bahasa asing dalam hal ini bahasa Arab, pengulangan harus
sering kali dilakukan. Suatu perbuatan akan menjadi kebiasaan kalau perbuatan
tersebut diulang-ulang sampai beberapa kali. Dalam belajar bahasa yang
terbentuk tentunya kebiasaan yang baik (habit formulation). Karena itu,
masalahnya ialah bagaimana kita bisa membentuk kebiasaan melalui
latihan-latihan yang terulang-ulang tanpa membuat kesalahan-kesalahan.
Menghindari kesalahan bagaimanapun juga lebih baik daripada membetulkan
kesalahan.
6.
Buku ajar yang baik
Buku ajar
dikatakan buku ajar yang baik, apabila memenuhi kriteria-kriteria sebagai
berikut yaitu[33]:
a.
Akurat (akurasi); Darmiyati Zuchdi menyatakan
untuk dapat menghasilkan buku ajar yang baik perlu memperhatikan akurasi.
Keakuratan antara lain dapat dilihat dari aspek; kecermatan penyajian, benar
memaparkan hasil penelitian, dan tidak salah mengutip pendapat pakar. Atau juga
dapat lihat dari teori perkembangan mutakhir dan pendekatan kelimuan yang
bersangkutan.
b.
Sesuai (relevansi); buku ajar memiliki kesesuaian
antara kompetensi yang harus dikuasai dengan cakupan isi, kedalaman pembahasan,
dan kompetensi pembaca.
c.
Komunikatif; artinya buku mudah dicerna pembaca,
sistematis, dan tidak mengandung kesalahan bahasa. Penggunaan bahasa yang
lugas, luwes, tidak kaku dan monoton dan mudah dipahami pembaca.
d.
Lengkap dan sistematis; buku ajar yang baik menyebutkan
kompetensi yang harus dikuasai pembaca, memberikan manfaat, menyajikan daftar
isi dan menyajikan daftar pustaka. Uraian materi sistematis, mengikuti alur
pikir dari sederhana ke kompleks, dari lokal ke global, dan seterusnya.
e.
Student Centerd Oriented; buku ajar yang baik hendaknya dapat mendorong rasa ingin
tahu siswa, terjadinya interaksi siswa dengan sumber belajar, merangsang siswa
membangun pengetahuannya sendiri, dan menggiatkan siswa mengaktualisasikan isi
bacaan.
f.
Berpihak pada ideologi bangsa dan negara; buku ajar yang
baik adalah buku ajar yang harus mendukung kepada ketakwaan kepada Tuhan yang
maha Esa, mendukung pertumbuhan nilai kemanusiaan, mendukung kesadaran akan
kemajemukan masyarakat, mendukung tumbuhnya rasa nasionalisme, mendkung
kesadaran hukum dan mendukung cara berfikir logis.
C.
Profil Buku Ajar Al-Lughah
Al-‘Arabiyah Al-Mu’âsyiroh
1.
Tentang
Buku Teks
Judul : Bahasa Arab Baku dan Modern, Al-Lughoh Al-Arabiyah
Al-Mu’asyiroh
Pengarang : Prof. Dr. Eckenhard Schulz
Universitas Leipzig Jerman[34]
Versi Indonesia : Dr. Thoralf Hanstein dan Esie
Hartianty-Hanstein, S.S
Penerbit : Lkis
Tahun terbit : 2012
Kota terbit : Yogyakarta
2.
Sistematika Isi
Buku pelajaran Bahasa Arab ini
adalah sebuah kursus dasar intensif bahasa Arab untuk mahasiswa pemula di
Institut Oriental Universitas Leipzig Jerman, buku ini ditujukan untuk belajar
bahasa Arab baku dan modern, baik dalam ragam tulisan maupun percakapan.
Buku pelajaran bahasa Arab ini
memuat; Petunjuk tahap demi tahap untuk mengerti bahasa Arab baik lisan maupun
tulisan, Melatih kemampuan untuk berbicara, membaca, dan menulis teks dalam
bahasa Arab, Daftar kosakata bahasa Arab-Indonesia dengan memuat entri lebih dari
2.500 kosakata, Teks-teks aktual tentang Timur Tengah dan Afrika Utara,
informasi tentang adat istiadat dan topic-topik terbaru, Istilah tata bahasa
dicantumkan baik dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa Arab, Berbagai
macam-macam latihan tentang tata bahasa, percakapan, dan kosakata.
Pada bagian percakapan,
struktur kalimat dan kosakata dibuat sedikit lebih mendekati bahasa sehari-hari
tetapi tanpa memasukkan dialek. Tetapi dalam bagian latihan terdapat beberapa
petunjuk dan latihan yang menjelaskan cara penggunaan unsur-unsur dialek agar
mahasiswa mengerti fenomena diglosia dalam dunia Arab, yakni bahwa
disamping bahasa Arab baku juga ada tetap ada bahasa dialek sehari-hari yang
masing-masing dipergunakan sesuai dengan tempat dan situasi.[35]
Masing-masing pelajaran
dikelompokan ke dalam bagian kosakata (KK), Tata Bahasa (TB), Teks 1 dan teks 2
(kecuali pelajaran 1) dan latihan-latihan (dimulai pad pelajaran ke 4), Bagian
latihan dikelompokan kedalam; Kosakata,
Tata bahasa, Percakapan dan Latihan Gabungan. Selain itu dimasukkan latihan
Pengulangan yang memuat materi-materi
yang sudah dipelajari pada dua atau tiga pelajaran sebelumnya. Latihan
yang sebelumnya ditempatkan kedalam bagian tata bahasa juga dapat muncul
kembali dengan kata-kata baru dan menjadi latihan kosakata, karena bagian tata
bahasa sudah harus dianggap telah dikuasai oleh mahasiswa. Dan yang ditekankan
dalam buku ini ialah berkali-kali mengulangi frasa-frasa stereotip, yakni cara
penyambutan, ucapan perpisahan, ucapan selamat, bentuk sapaan, perkenalan,
permintaan maaf, peribahasa, dan lain-lain. Teks-teks tidak hanya menjelaskan
tata bahasa saja, melainkan juga memberikan informasi tentang sejarah dan
daerah-daerah.[36]
Buku pelajaran ini dilengkapi
CD audio yang memuat percakapan dan membaca teks oleh native speaker. Selain
itu juga ada sebuah buku tambahan yang memuat kunci jawaban untuk semua
latihan. Pada bagian Lampiran dimasukan sebuah glosarium yang menjelaskan
istilah-istilah penting dari linguistik. Semua tambahan ini dirancang untuk mempermudah pamakaian
buku tersebut secara mandiri.[37]
3.
Konsep Pembelajaran bahasa
Bila dilihat dari pengkelompokan penyusunan materi pelajaran, maka buku
ini dari sudut pandang pendekatan materi yaitu menggunakan pendekatan kognitif,
menurut Bambang Kaswanti jenis aplikasi pendekatan kognitif berdasarkan sudut
pandang pendekatan materi dibagi kedalam dua kelompok, yakni[38];
a.
Kelompok dengan pendekatan penguraian tata bahasa terlebih dahulu, baru
struktur bahasa ditampilkan dengan pendekatan deduktif (al-madkhal al-qiyâsi)
yang aplikasinya akan berupa Grammar Translation.
b.
Kelompok kedua dengan pendekatan pembelajaran materi-materi bacaan
terlebih dahulu, baru siswa diarahkan untuk menyimpulkan unsur gramatikal yang
ada di dalam materi tersebut. Hal ini disebut dengan pendekatan induktif (al-madkhal
al-istiqrâ’i), maka aplikasinya akan berbentuk Direct Method atau Audio
Lingual Method.
Dan silabus pembelajaran bahasa di dalam buku ini jelas menggunakan
pendekatan kognitif. Didalam buku tersebut silabus disusun untuk tujuan
pencapaian empat kompetensi berbahasa (Menyimak, Berbicara, Membaca, Menulis),
akan tetapi apklikasinya lebih mengedepankan keterampilan membaca dan menulis
dari keterampilan menyimak dan berbicara.
Menurut Rusydi Ahmad Thu’aimah Prinsip kerangka silabus dalam pendekatan kognitif
dibangun dengan pola pikir:
c. Materi silabus diformulasikan
untuk tujuan pencapaian keempat keterampilan berbahasa, dengan mengedepankan
keterampilan membaca dan menulis dari menyimak dan berbicara; namun tujuan
akhir dari pembelajaran bahasa asing
adalah kemampuan untuk menerapkan kaidah gramatikal.
d. Unsur-unsur internal bahan bacaan
(Nizham Shautiy, Nahwiy, Sharfiy) lebih diberikan penekanan dibandingkan
dengan siyâq (konteks).
e. Materi dibagi dalam tiga gradasi,
yaitu: (1) Pemahaman kaidah dengan metode qiyâsi (deduktif) sebagai
langkah awal; (2) Studi diantara teks-teks bacaan dengan ditambah media
menyimak (atau dari guru sendiri) sebagai pelengkap, untuk tingkat menengah;
dan (3) latihan bentuk-bentuk penggunaan
bahasa dalam berbagai lapangan dan
konteks untuk mustawâ mutaqaddim (hight level).
f.
Keterampilan berbicara/bercakap
hanya dianggap sebagai keterampilan pendukung; dengan demikian, tidak dimasukkan
materi khusus tentang hiwâr.[39]
Berdasarkan prinsip karangka silabus di atas, maka ruang lingkup materi
pembelajaran bahasa Arab pendekatan kognitif ini meliputi: Pertama, Unsur Bahasa, yakni: (1) Bentuk
Kata (sharf); (2) Struktur Kalimat (nahwi); (3) Mufradat; dan (4)
Konteks kebahasaan. Kedua, Kegiatan berbahasa, yakni:
1) Membaca (qira’ah); yang
mengajarkan keterampilan berbahasa untuk mengembangkan kemampuan memahami makna
bahan bacaan berdasarkan konteks kebahasaan tertentu.
2) Berbicara; melalui kegiatan tanya
jawab tentang bahan bacaan, untuk mendukung pemantapan keterampilan membaca.
3) Menulis; melalui kegiatan insya’
muwajjah, yang mengajarkan kemampuan menyusun kalimat untuk mendukung
pemantapan keterampilan membaca.
D.
Telaah Buku Ajar Al-Lughah Al-Arabiyah Al-Mu’âsyirah
1.
Buku Ajar Al-Lughah Al-Arabiyah
Al-Mu’âsyirah
dan empat aspek penilaian kelayakan buku Ajar
a.
Seleksi
Suatu metode pengajaran bahasa
bagaimanapun juga harus mengadakan seleksi terhadap materi yang akan diajarkan,
baik seleksi terhadap unsur tata bunyi, mufrâdat, semantika dan
gramatika. Maka dalam buku ini pada pelajaran pertama yang diperkenalkan adalah
unsur tata bunyi dengan memperkenalkan huruf Hijâiyah serta menerangkan
cara pengucapannya dan intonasinya yang kemudian dibandingkan dengan bahasa
Indonesia dan juga cara penulisan bahasa Arab yang baik dan benar. Kemudian di
pelajaran selanjutnya pertama-tama yang diajarkan adalah tata bahasa, kemudian
dan mufrodat dan semantik. Berdasarkan prinsip-prinsip seleksi yang diajukan
Mackey yaitu; (1) Tujuan belajar; (2) Tingkat
kemampuan belajar; (3) Lama waktu belajar; dan (4) Pilihan tipe bahasa yang
dipelajar.
Maka buku ini pun menetapkan
tujuan belajar yaitu mahasiswa difokuskan pada kemampuan berbicara dalam bahasa
Arab, dan buku ini diperuntukan bagi tingkat pemula belajar bahasa Arab,
kemudian tipe bahasa yang dipelajari buku ini adalah bahasa Arab baku sehari-hari.
b.
Gradasi
Buku ini dimulai dari hal yang
paling mendasar yaitu pengenalan huruf Hijâiyah, kemudian pengucapannya,
dan cara penulisannya. Dan pada pelajaran selanjutnya dan seterusnya pengurutan
pelajaran dimulai dari pengenalan tata bahasa, kemudian pengenalan mufrâdat,
kemudian latihan membaca berupa teks bacaan dan dialog.
c.
Presentasi
Cara mengkomunikasikan materi
kepada mahasiswa atau pembelajar bahasa dengan menggunakan model prosedural
diferensi, yaitu menjelaskan sebuah kaidah dengan menterjemahkan penjelasannya
dalam bahasa pertama yaitu bahasa Indonesia.
d.
Repetisi
Teknik atau Langkah yang ditempuh buku ini agar materi yang disajikan
dapat dicerna dan dapat dinternalisasikan oleh pembelajar bahasa menjadi
kemampuan berbahasa yang siap pakai adalah latihan yang bersifat produktif,
yaitu latihan berbicara dan menulis. Disamping itu, terdapat latihan pengulangan
yang memuat materi-materi yang sudah
dipelajari pada dua atau tiga pelajaran sebelumnya. Latihan yang sebelumnya
ditempatkan kedalam bagian tata bahasa juga dapat muncul kembali dengan
kata-kata baru dan menjadi latihan kosakata.
2.
Kelebihan dan kekurangan Buku ajar Al-Lughah Al-Arabiyah Al-Mu’âshirah
Didalam setiap buku
pelajaran tidak luput dari adanya beberapa ciri yang menjadi keunggulan
masing-masing buku dan sekaligus ada sisi-sisi lemah yang juga terdapat pada
masing-masing buku tersebut. Berikut ini beberapa kelebihan dan kelemahan dalam
Buku ajar Al-Lughah Al-‘Arabiyah Al-Mu’âshirah yaitu: Berikut Kelebihannya:
a.
Mahasiswa menguasai dalam arti hafal di luar kepala
kaidah-kaidah tata bahasa bahasa Arab;
b.
Mahasiswa mampu memahami karakteristik bahasa Arab dan
banyak hal lain yang bersifat teoritis, dan dapat membandingkannya dengan
karakterisitk bahasa ibu;
c.
Dengan prinsip (Language Acquisition Device),
kepercayaan diri siswa dalam mempelajari bahasa Arab akan terbangun dan
terkesan mudah, dan ini dapat menjadi motivasi bagi siswa dalam pembelajaran.
Karena guru dalam teknik pembelajarannya berpijak pada asumsi bahwa setiap
siswa memiliki alat penerimaan bahasa dan kesemestaan bahasa, yang
memudahkannya untuk mempelajari bahasa Asing (Arab);
d.
Bagi umat muslim – seperti siswa Madrasah Aliyah di
Indonesia – pembelajaran bahasa Arab dengan pendekatan ini akan lebih membantu
untuk sampai pada tujuan pembelajaran; yakni memahami literatur wawasan
keilmuan (al-nushûsh al-islâmiyah) dan sosial keagamaan yang berbahasa Arab;
dan
e.
Pembelajaran bahasa Arab dapat dilakukan oleh guru yang
kemampuannya konteks komunikatif dan budaya Arab minimal.
Adapun sisi kelemahannya
sebagai berikut:
a.
Keterampilan berbahasa akan dikuasai dengan tidak
seimbang, karena asumsi bahwa menyimak, berbicara dan menulis adalah
keterampilan pendukung untuk membaca/memahami teks bacaan.
b.
Tidak adanya gambar yang menarik (visualisasi)
yang bisa menumbuhkan motivasi tersendiri dalam mempelajari buku tersebut.
E.
Kesimpulan
Bahan ajar adalah
seperangkat sarana yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan,
dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka
mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi dan subkompetensi
dengan segala kompleksitasnya. Secara umum, Buku ajar Al-Lughoh Al-Arabiyah
Al-Mu’asyiroh, sebagai bahan ajar sesungguhnya telah memenuhi kriteria
penyusunan buku ajar yang baik.
Penilian kelayakan sebagai buku ajar yang baik dapat diukur melalui empat
aspek pokok yang harus ada dalam sebuah buku ajar, yaitu seleksi, gradasi,
presentasi dan repetisi. Buku tersebut dapat dikategorikan sebagai buku ajar
yang baik dan layak sebab telah memenuhi kriteria atau ketentuan di atas. Namun
demikian, tidak ada buku ajar yang benar-benar sempurna, melainkan memiliki
sisi kelebihan dan kekurangan.
Daftar Pustaka
A Rahmat Rosyadi, Menjadi Penulis Profesional Itu Mudah : Proses
Kreatif Menulis dan Menerbitkan Buku Sekolah dan Perguruan Tinggi,
.Bogor : Ghalia Indonesia, 2008.
Abdul Majid, Perencanaan
Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008.
Acep Hermawan, Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung: Rosdakarya, 2011.
Al-Ghalli, Usus al-‘Idâd al-Kutub al-Ta’lîmiyah li
Ghair al-Nathiqîna bihâ, .Riyadh: Dar al-I’tisham, 1991.
Andi Prastowo, Pengembangan
Bahan Ajar Tematik; Tinjauan Teoritis dan Praktik, Jakarta: Penerbit
Kencana, 2014.
Bambang Kaswanti Porwo, Pragmatik
dan Pengajaran Bahasa, Yogyakarta: Kanisius, 1990.
Ebta Setyawan, KBBI Offline Versi
1.1. Freeware@ 2010, http:/ebsoft.web.id
Eckehard Schulz, Bahasa Arab Baku dan Modern;
Al-Lughah al-‘Arabiyah al-Mu’âshirah, Yogyakarta: LkiS, 2012.
Fathi Yunus., dkk,
Ta’lîm al-Lughah al-‘Arabiyah, Cairo: Dar al-Nahdah, 1984.
Johan Wahyudi, Menulis untuk Masa Depan, http://lifestyle.kompasiana.com/.
[diakses pada Mei 2014].
Mamandena, Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia. Blogspot.com//Telaah
Buku Teks Bahasa Indonesia. Html. [diakses Mei 2014]
Mansur Muslich, Text Book Writing, (Yogyakarta: Arruz Media, 2010),
Muljanto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing: Sebuah
tinjauan dari segi Metodologi . Jakarta: Bulan Bintang, 1975.
Nurhadi, Tata Bahasa Pendidikan (Landasan Penyusunan
Buku Pelajaran Bahasa, Semarang: IKIP Semarang Press, 1995.
Pius A Partanto dan M,Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah
Populer, Surabaya: Arkola. 2001.
R Masri Sareb Putra, How to Write Your Own Text Book:
Cara Cepat dan Asyik Membuat Buku Ajar yang Powerful, Bandung : Kolbu, 2007.
Rusydi Ahmad Thu’aimah, Dalîl ‘Amal ‘Idâd al-Mawâd
al-Ta’lîmiyah li Barâmij Ta’lîm al-Lughal al-‘Arabiyah Li Nâthiqîna Bi Lughât
Ukhrâ. Ribath: Mansyûrât al-Muzhamah al-Islamiyah li al-Tarbiyah wa
al-‘Ulûm wa al-Tsaqâfah, 1988.
Rusydi Ahmad Thu’aimah, Ta’lim
al-Arabiyah Lighairi al-Natiqin Biha. Mesir: Mansyurat al-Munazzhamah
al-Islamiyah Li al-Tarbiyah Wa al-’Ulum Wa al-Tsaqafah, 1989.
S. Nasution, Teknologi Pengajaran, Bandung: Tarsito, 1987.
Sa’dun Akbar, Instrumen Perangkat Pembelajaran, Bandung:
Rosdakarya, 2013.
Syamsuddin Asyrofi, Metodologi
Pengajaran Bahasa Arab: Analisa Textsbook Bahasa Arab. Yogyakarta:
Sumbangsih, 1988.
Tim Penyusun Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Atas Dirjen manajemen pendidikan dasar dan menengah
depdiknas, Panduan pengembangan Bahan Ajar, Jakarta: Depdiknas, 2008.
Wikipedia, Ta’rîf
al-Kitâb. http://ar.wikipedia.org/wiki/. [diakes
pada Mei 2014].
Wilardjo L., Buku Teks di Bidang Ilmu dan Teknologi: dalam
Kritis, (No. 3 th. III, Januari 1989.
[1] Acep Hermawan, Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Rosdakarya, 2011), hlm. 106.
[2] Syamsuddin Asyrofi, Metodologi
Pengajaran Bahasa Arab: Analisa Textsbook Bahasa Arab (Yogyakarta:
Sumbangsih, 1988), hlm. 33.
[3] Ibid., hlm. 13.
[4] Andi Prastowo, Pengembangan
Bahan Ajar Tematik; Tinjauan Teoritis dan Praktik, (Jakarta: Penerbit
Kencana, 2014), hlm. 242.
[5] Abdul Majid, Perencanaan
Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008), cet. 5, hlm. 176.
[6] Ebta Setyawan, KBBI Offline
Versi 1.1. Freeware@ 2010, http:/ebsoft.web.id.
[7] Wikipedia, Ta’rîf al-Kitâb. http://ar.wikipedia.org/wiki/. [diakes
pada Mei 2014].
[8] Tim Penyusun Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Atas Dirjen manajemen pendidikan dasar dan menengah depdiknas,
Panduan pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta: Depdiknas, 2008), hlm. 19.
[9] Abdul Majid, Perencanaan
Pembelajaran..., hlm. 176.
[10] A Rahmat Rosyadi, Menjadi Penulis Profesional Itu Mudah : Proses
Kreatif Menulis dan Menerbitkan Buku Sekolah dan Perguruan Tinggi,
(Bogor : Ghalia Indonesia, 2008), hlm. 93.
[11] Wilardjo L., Buku Teks di Bidang Ilmu dan Teknologi: dalam
Kritis, (No. 3 th. III, Januari 1989), hlm. 34.
[12] Johan Wahyudi, Menulis untuk Masa Depan, http://lifestyle.kompasiana.com/.
[diakses pada Mei 2014].
[13] Lihat juga R Masri Sareb Putra, How to Write Your Own
Text Book: Cara Cepat dan Asyik Membuat Buku Ajar yang Powerful, (Bandung :
Kolbu, 2007), hlm. 11.
[14] Rusydi Ahmad Thu’aimah, Dalîl ‘Amal ‘Idâd al-Mawâd
al-Ta’lîmiyah li Barâmij Ta’lîm al-Lughal al-‘Arabiyah Li Nâthiqîna Bi Lughât
Ukhrâ, (Ribath: Mansyûrât al-Muzhamah al-Islamiyah li al-Tarbiyah wa
al-‘Ulûm wa al-Tsaqâfah, 1988), hlm. 63-64.
[15] Andi
Prastowo, Pengembangan Bahan..., hlm. 244.
[16] Ada tiga ketentuan penting yang harus diperhatikan dalam
penyusunan buku ajar, yaitu; (a) kurikulum pendidika nasional yang sedang
berlaku; (b) berorientasi pada keterampilan proses dengan menggunakan
pendekatan kontekstual, teknologi dan masyarakat, serta demonstrasi dan
eksperimen; dan (c) memberikan gambaran secara jelas tentang keterpaduannya
atau keterkaitannya dengan disiplin ilmu lainnya. Lihat S. Nasution, Teknologi
Pengajaran, (Bandung: Tarsito, 1987), hlm. 87.
[17] Andi
Prastowo, Pengembangan Bahan..., hlm. 246-247.
[18] Lihat Mansur Muslich, Text Book Writing, (Yogyakarta:
Arruz Media, 2010), hlm. 134.
[19] Pembahasan mengenai landasan atau asas-asas penyusunan buku
ajar juga dibahas oleh al-Ghalli. Ia menawarkan tiga asas dalam penyusunan
bahan yang harus benar-benar diperhatikan yaitu asas sosio-kultural, asas
psikologis, dan asas kebahasaan dan pendidikan. Sedikit berbeda dengan
al-Ghalli, Mansur mengungkapkan bahwa perlu adanya landasan kelimuan sebagai
salah satu bahan pertimbangan ketika menyusun buku ajar. Poin inilah yang
membedakan antara al-Ghalli dan Mansur dalam hal menentukan landasan penyusunan
buku ajar. Namun demikian, pada hakikatnya kesemuanya saling melengkapi satu
sama lain demi terwujudnya buku ajar yang baik dan sesuai dengan harapan
pembelajar. Lihat Al-Ghalli, Usus al-‘Idâd al-Kutub al-Ta’lîmiyah li Ghair
al-Nathiqîna bihâ, (Riyadh: Dar al-I’tisham, 1991), hlm. 19.
[20] Mansur Muslich, Text Book..., hlm. 135.
[21] Pada tahun 1979, Fathi Yunus melakukan sebuah penelitian
mengenai tujuan-tujuan yang dapat mendorong dan memotivasi pembelajar untuk
belajar bahasa Arab sebagai bahasa kedua yaitu sebagai berikut: (1) Membaca
Al-Qur’an dan Hadits; (2) Membaca ilmu-ilmu keislaman (Fikih, Tafsir, Sejarah,
dll); (3) Komparasi Islam dengan agama lain; (3) Melancong ke negara-negara
Arab; (4) Bekerja di negara-negara Arab di berbagai bidang dan profesi; (5)
Mendirikan pabrik atau perusahaan di negara-negera Arab; dan (6) Bekerja di
kedutaan-kedutaan besar di negera Arab. Lihat Fathi Yunus., dkk, Ta’lîm al-Lughah al-‘Arabiyah, (Cairo:
Dar al-Nahdah, 1984), hlm. 182.
[23] Syamsudin Asyrofi, Metodologi Pengajaran..., hlm. 35.
[24] Mamandena, Telaah Buku Teks Bahasa
Indonesia. Blogspot.com//Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia. Html.
[diakses Mei 2014]
[25] Pius A Partanto dan M,Dahlan Al-Barry, Kamus
Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola. 2001), hlm. 699.
[26] Muljanto Sumardi, Pengajaran Bahasa
Asing: Sebuah tinjauan dari segi Metodologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1975),
hlm.42.
[27] Ibid., hlm. 52.
[28] Ibid., hlm. 53.
[29] Nurhadi, Tata Bahasa Pendidikan
(Landasan Penyusunan Buku Pelajaran Bahasa, (Semarang: IKIP Semarang Press,
1995), hlm.402
[33] Sa’dun Akbar, Instrumen Perangkat Pembelajaran,
(Bandung: Rosdakarya, 2013), hlm. 24-36.
[34]
Profesor untuk studi Arab di Institut Oriental Universitas Leipzig Jerman, dia
adalah seoarang dosen dan penterjemah bahasa Arab yang telah lama berpengalaman
di bidangnya.
[35] Eckehard Schulz, Bahasa Arab Baku dan Modern; Al-Lughah
al-‘Arabiyah al-Mu’âshirah, (Yogyakarta: LkiS, 2012), dalam kata Pengantar hlm.
x.
[36] Ibid.
[37] Ibid.
[38] Bambang Kaswanti
Porwo, Pragmatik dan Pengajaran Bahasa, (Yogyakarta: Kanisius, 1990),
hlm. 50.
[39] Rusydi Ahmad
Thu’aimah, Ta’lim al-Arabiyah Lighairi al-Natiqin Biha, (Mesir:
Mansyurat al-Munazzhamah al-Islamiyah Li al-Tarbiyah Wa al-’Ulum Wa
al-Tsaqafah, 1989), hlm. 139-144
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh pak, selamat pagi, saya Nurlaeli mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta jurusan Pendidikan Bahasa Arab, mohon maaf pak sebelumnya saya mau tanya terkait buku eckehard schulz kepada bapak, kebetulan saya saat ini ditingkat akhir masa perkuliahan, penelitian saya tentang buku bahasa Arab Baku dan Modern karya Eckehard Schulz
BalasHapusAssalamu'alaikum mb Nurlaeli. apa yang bisa saya bantu?
Hapus