ANALISIS BUKU TEKS “AL-LUGHAH AL-‘ARABIYAH AL-MU’ÂSHIRAH” KARYA ECKEHARD SCHULZ (Telaah atas Desain Materi)



A.      Pendahuluan
Kualitas dan kesuksesan sebuah proses pembelajaran bahasa Arab tentunya banyak dipengaruhi oleh beberapa elemen atau komponen yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan pembelajaran bahasa Arab. Dari sekian banyak elemen pembelajaran bahasa Arab, bahan ajar atau materi pelajaran merupakan salah satu sarana yang penting untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Pada umumnya, materi pelajaran tersusun dalam buku teks (textsbook) dan sebuah buku teks haruslah memliki tujuan yang jelas. Tujuan tersebut akan menjadi acuan dalam perumusan materi. Materi buku terlebih dahulu harus melalui proses seleksi, gradasi, presentasi dan repetisi.[1]perumusan materi ini juga harus didasarkan pada analisis linguistik, non linguistik dan edukatif.[2]
Menurut Syamsuddin, buku teks yang diperuntukkan bagi siswa Arab tidak mungkin disamakan dengan buku teks yang diperuntukkan bagi pelajar asing, lantaran perbedaan tujuan yang ingin dicapai, sarana prasarana yang dimiliki, pengetahuan bahasa ibu yang berbeda dalam hal tata bunyi (fonetik), tata kalimat (sintaksis), kosakata (mufradât), maupun sistem penulisannya.[3] Buku teks tersebut akan sangat berpengaruh terhadap pemahaman siswa walaupun kadar pengaruh tersebut berbeda antara siswa satu dengan lainnya. Oleh karena itu, penyusunan buku teks yang dilakukan dengan cermat dan tepat sangatlah penting untuk dilakukan. Penyusunan buku teks yang tidak didasarkan pada aspek-aspek buku teks yang baik akan sangat merugikan para siswa yang mempelajari bahasa Arab sebagai bahasa kedua.
Oleh sebab itu, tulisan ini bermaksud untuk mendeskripsikan desain materi pada buku ajar al-Lughah al-‘Arabiyah al-Mu’âsyiroh karya Eckehard Schulz dan menganalisisnya dengan kriteria buku teks yang baik sekaligus ingin mengetahui pentahapan dalam penyajian materi dan kesesuaiannya dengan konsep seleksi, gradasi, presentasi dan repetisi serta ingin mengungkapkan sisi kelebihan dan kekurangan dari desain materi tersebut.

B.       Konsep Dasar Penyusunan Buku Ajar
1.        Pengertian Buku Ajar (Textbook)
Dalam jenis bahan ajar cetak, selain handout dan modul, ada pula yang berbentuk buku ajar. Nasution mengatakan sebagaimana yang dikutip oleh Prastowo bahwa buku ajar adalah bahan pelajaran yang paling banyak digunakan di antara semua bahan pengajaran lainnya.[4] Dalam Kamus Oxford, buku diartikan sebagai “is number of sheet of paper, either printed or blank, fastened together in a cover”. Buku di sini berarti berarti sejumlah lembaran kertas baik cetakan maupun kosong yang dijilid atau diberi cover.[5] Hal serupa juga dapat ditemukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mencatat bahwa buku adalah lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong.[6]
Sementara itu, menurut wikipedia bahwa yang dimaksud dengan buku adalah[7];
الكتاب هو عبارة عن مجموعة من أوراق مطبوعة من الورق يغطى بين غلافين
“Buku merupakan sekumpulan kertas cetak yang disusun atau tertutup diantara dua sampul (cover)”.

Secara umum, buku merupakan bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan buah pikiran dari pengarangnya.[8] Namun dari berbagai pandangan tersebut, ditegaskan Abdul Majid bahwa buku sebagai bahan ajar merupakan buku yang berisi suatu ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis.[9] Buku ajar dipahami sebagai alat pengajaran yang paling banyak digunakan di antara semua alat pengajaran lainnya.[10] Buku ajar memberikan ajaran dalam suatu bidang studi.[11] Kedua pengertian itu berbeda. Pengertian pertama menekankan fungsinya sebagai alat pengajaran. Kedua memfokuskan kepada isinya.
Buku ajar adalah buku yang digunakan dalam proses kegiatan belajar. Buku ajar dikenal pula dengan sebutan buku teks, buku materi, buku paket, atau buku panduan belajar. Menilik isi dan luasnya buku teks sama saja dengan buku ajar.[12] Jadi buku ajar yang dimaksudkan identik dengan buku teks, buku paket, buku materi atau buku panduan belajar.[13] Di samping itu, Rusydi Ahmad Thua’imah mendefinisikan buku ajar dengan mengatakan[14]:
إن الكتاب المدرسي يشتمل مختلف الكتب والأدوات المصاحبة التى يتلقى الطالب منها المعرفة والتى يوظفها المعلم في البرنامج التعليمي مثل أشرطة الستجيل والمذكرات والمطبوعات التى توزع على الطلاب وكراسة التدريبات وكراسة الإختبار الموضوعية ومرشد المعلم.
“Buku ajar mencakup berbagai buku dan alat-alat pendukung yang dapat memberi siswa pengetahuan dan semua yang digunakan pengajar dalam kegiatan pembelajaran seperti kaset atau CD, buku diktat, buku paket dari pemerintah, LKS, dan panduan guru.”

Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa buku ajar adalah buku teks atau buku materi yang dapat dimanfaatkan oleh siswa maupun guru dalam proses belajar mengajar dalam rangka menggali keilmuan/bidang studi tertentu dan dapat memberikan informasi serta disusun berdasarkan kurikulum atau tafsiran kurikulum yang berlaku.
2.        Fungsi, tujuan dan kegunaan buku Ajar
Untuk lebih memahami arti penting dari  bahan ajar ini, berikut ini Nasution menjelaskan tentang fungsi, tujuan dan kegunaan buku ajar, yaitu: buku ajar memiliki lima fungsi sebagai berikut[15]:
a.      Buku ajar sebagai bahan referensi atau bahan rujukan oleh siswa;
b.      Buku ajar sebagai bahan evaluasi;
c.       Buku ajar sebagai alat bantu pendidik dalam melaksanakan kurikulum;
d.     Buku ajar sebagai salah satu penentu metode atau teknik pengajaran yang akan digunakan pendidik; dan
e.      Buku ajar sebagai sarana untuk meningkatkan karier dan jabatan.
Sementara itu, pengembangan dan penyusunan buku ajar dalam konteks kegiatan pembelajaran memiliki sejumlah tujuan, sebagai berikut: Pertama, memudahkan pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran; kedua, memberi kesempatan kepada siswa untuk mengulangi pelajaran atau mempelajari pelajaran baru. Dan ketiga, buku ajar menyediakan materi pembelajaran yang menarik bagi siswa.
Adapun kegunaannya dalam pembelajaran meliputi enam macam, sebagai berikut: pertama, buku ajar membantu pendidik dalam melaksanakan kurikulum karena disusun berdasarkan kurikulum yang berlaku; kedua, buku ajar menjadi pegangan guru dalam menentukan metode pengajaran; ketiga, buku ajar memberi kesempatan kepada siswa untuk mengulangi pelajaran atau mempelajari pelajaran baru; keempat, buku ajar memberikan pengetahuan bagi siswa maupun pendidik; kelima, buku ajar menjadi penambah nilai angka kredit untuk mempermudah kenaikan pangkat dan golongan. Dan keenam, buku ajar menjadi sumber penghasilan, jika dipublikasikan atau diterbitkan.
3.        Karakteristik dan unsur-unsur buku ajar
Buku ajar memiliki sejumlah karakteristik yang membedakannya dengan bahan ajar cetak lainnya. Ada empat karakteristik buku ajar, yaitu: pertama, secara formal, buku ajar diterbitkan oleh penerbit tertentu dan memiliki ISBN. Kedua, penyusunan buku ajar memiliki dua misi utama, yaitu: optimalisasi pengembangan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural; dan pengetahuan tersebut harus menjadi target utama dari buku pelajaran yang digunakan di sekolah. Ketiga, buku ajar dikembangkan oleh penulis dan penerbit buku dengan senantiasa mengacu pada apa yang sedang diprogramkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.[16] Keempat, buku ajar memiliki tujuh keuntungan sebagai berikut;
a.      Buku ajar membantu guru melaksanakan kurikulum;
b.      Buku ajar buku ajar menjadi pegangan guru dalam menentukan metode pengajaran;
c.       buku ajar memberi kesempatan kepada siswa untuk mengulangi pelajaran atau mempelajari pelajaran baru;
d.     buku pelajaran dapat digunakan untuk bertahun-tahun berikutnya dan jika direvisi dapat bertahan dalam waktu yang lama;
e.      buku ajar yang uniform memberikan kesamaan mengenai bahan dan standar pengajaran;
f.        buku ajar memberikan kontiunitas pelajaran di kelas yang berurutan, sekalipun pendidik berganti;
g.      buku ajar memberi pengetahuan dan metode mengajar yang lebih mantap jika guru menggunakannya dari tahun ke tahun.
Sementara itu, buku ajar juga memiliki setidak-tidaknya lima unsur utama, yaitu judul, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, latihan, dan penilaian. Dalam membuat buku ajar, maka lima unsur utama itu harus ada. Dan isi kandungannya harus mengacu kepada kompetensi dasar yang telah ditetapkan berdasarkan kurikulum yang berlaku.[17]
4.        Landasan Penyusunan Buku Ajar
Sebelum menyusun atau menulis buku ajar atau buku teks, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dan dijadikan landasan dalam rangka menyusun buku ajar. Adapun landasan-landasan tersebut, terlihat pada skema berikut ini[18]:
Skema 1 : Landasan Penyusunan Buku Ajar

a.      Landasan keilmuan[19]
Landasan pertama yang perlu diperhatikan dalam penyusunan buku ajar adalah landasan kelimuan. Ini berarti bahwa setiap penyusun atau penulis buku ajar harus memahami dan menguasai teori yang terkait dengan bidang keilmuan atau bidang studi yang ditulisnya. Dengan demikian penulis buku ajar bahasa Arab harus memahami dan menguasai teori atau seluk-beluk kajian bahasa Arab. Begitu juga, penulis buku teks/ajar Fisika, Kimia, Biologi, Sejarah dan bidang studi lainnya. Secara teknis landasan keilmuan ini meliputi keakuratan materi, cakupan materi, dan pendukung materi.
Skema 2: Cakupan Landasan keilmuan

b.      Landasan pendidikan dan keguruan
Landasan kedua yang perlu diperhatikan dalam penulisan buku teks adalah landasan pendidikan dan keguruan, terutama hal-hal yang berkaitan dengan hakikat belajar, pembelajaran kontekstual, pengembangan aktivitas, kreativitas, dan motivasi siswa.[20]
c.       Landasan kebutuhan siswa
Landasan ketiga yaitu landasan kebutuhan siswa (need asessment). Hal itu dikarenakan landasan kebutuhan erat kaitannya dengan motivasi, maka pemahaman tentang teori motivasi perlu diperdalam. Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan antusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber  dari dalam diri individu (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).[21]
d.     Landasan keterbacaan materi dan bahasa
Landasan ini diperlukan karena buku teks merupakan sarana komunikasi siswa dalam pembelajaran. Sebagai sarana komunikasi, materi dan redaksi sajian yang terdapat dalam buku teks harus dipahami siswa. Secara teknis, indikator yang mendukung aspek keterbacaan materi dan bahasa yang digunakan dalam buku teks adalah komunikatif, dialogis, dan interaktif, lugas, keruntutan alur pikir, koherensi, kesesuaian dengan kaidah tata bahasa Arab yang benar, menggunakan bahasa Arab baku, penggunaan istilah dan simbol yang konsisten dan sesuai dengan perkembangan peserta didik. Contoh:
استمع واعد
تحدث و تكلم
اقرأ وافهم
انظر واكتب

Keempat landasan tersebut di atas, merupakan hal-hal yang sangat penting untuk diperhatikan bagi penulis ketika akan menyusun atau menulis buku ajar bahasa Arab. Apabila hal tersebut benar-benar diperhatikan, maka buku ajar yang baik akan terwujud.
5.        Penilaian Kelayakan Buku Ajar (textbook)
Dalam kelayakan isi pada buku teks atau ajar, ada tiga indikator yang harus diperhatikan, yaitu; kesesuaian uraian materi dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam kurikulum mata pelajaran yang bersangkutan, keakuratan materi, dan materi pendukung pembelajaran.[22] Buku teks bahasa Arab pada khususnya, juga tidak lepas dari berbagai ketentuan tersebut. Oleh Karena itu, buku teks bahasa Arab juga harus disesuaikan dengan aspek-aspek dalam pembelajaran bahasa Arab itu sendiri. Hal itu dikarenakan buku teks bahasa Arab itu juga terkait dengan bagaimana dan dimana bahasa Arab itu diajarkan serta metode apa yang digunakan.
Merujuk pada pendapat Ali Muhammad Al-Qasimiy tentang pembelajaran bahasa aran bagi peserta didik yang bukan berbahasa Arab, bahwa buku ajar yang ada haruslah berbeda dengan buku ajar bagi pelajar bahasa Arab yang berbahasa Arab asli. Dalam tulisannya yang dikutip oleh Asyrofi, Ali Al-Qasimiy menyatakan, bahwa materi buku ajar bahasa Arab bagi pelajar asing (Non Arab) itu terdiri dari tiga bagian[23]:
a.      Materi dasar, yang terdiri dari: Teks pembelajaran; Kaidah penyusunan bahasa; Latihan bertahap; Daftar isi; dan  Rangkaian kosakata.
b.      Materi-materi pembantu, yang terdiri dari: Kamus; Buku latihan menulis; Buku latihan bunyi; Buku belajar berkala; Buku tes; dan Petunjuk pengajaran.
c.       Materi-materi tertentu, yaitu; Media audio dan Media visual.
Disamping materi yang disajikan kepada siswa juga harus memperhatikan seleksi, gradasi, presentasi dan repetisi. Sebagaimana dipaparkan oleh Maman yang mengutip pada Mackey bahwa empat aspek tersebut sangatlah tepat untuk mengetahui kualitas dan mengevaluasi buku teks.[24]
1)      Seleksi
Seleksi adalah pemilihan atau penyaringan dalam hal ini adalah menyeleksi materi. Seleksi perlu diadakan karena tidaklah mungkin mengajarkan semua materi yang ada dalam satu bahasa atau bidang ilmu pengetahuan apapun, pentingnya seleksi ini didasarkan pada landasan berpikir sebagai berikut[25]:
a.      Sumber-sumber tata bahasa deskriptif itu sangat beragam sifatnya, baik dari segi teori, peneliti maupun kesederhanaan;
b.      Materi tata bahasa deskriptif itu ada yang tidak relevan dengan kepentingan pendidikan;
c.       Tidak mungkin mengajarkan keseluruhan materi bahasa Arab kepada siswa; dan
d.     Pembelajaran bahasa selalu mempunyai tujuan yang khusus, yang tidak selalu menuntut siswa menguasai seluruh aspek bahasa.
Materi yang telah diseleksi dan disusun tahap demi tahap ini tidak akan banyak artinya kalau kemudian tidak disajikan kepada murid sedemikian rupa, sehingga akhirnya dapat dikuasai murid. Suatu kemahiran tidaklah mungkin dapat dikuasai hanya dari satu contoh saja, tetapi harus dilatih berkali-kali dengan cara mengulang-ulang (drill) apa yang telah diberikan.[26] Dalam seleksi materi bahan ajar bahasa, ada beberapa hal yang mempengaruhi, antara lain adalah: tujuan suatu program pembelajaran bahasa Arab, tingkat kemahiran perserta didik, dan lama suatu program.
2)      Gradasi
Setelah diadakan seleksi materi pelajaran, perlu ada gradasi atau pentahapan penyajiannya karena materi yang telah diseleksi itu tidak mungkin diajarkan sekaligus. Gradasi adalah tingkat-meningkat atau langkah pengurutan materi yang telah diseleksi untuk diajarkan. Mackey mengemukan dua langkah pokok dalam melakukan gradasi, yaitu:
a.      Pengelompokkan harus berdasarkan pada prinsip keseragaman, kekontrasan, dan keparalelan.
b.      Pengurutan harus didasarkan pada prinsip psikologi belajar, yaitu dari umum ke khusus, dari yang ringkas ke yang panjang, dari yang sederhana ke yang kompleks, dan dari yang paling berguna bagi siswa ke yang paling tidak berguna bagi siswa.
Briod pernah menyatakan bahwa prinsip-prinsip yang dapat digunakan untuk gradasi adalah kosakata, arti, dan gramatika.
3)      Presentasi
Setelah melampaui tahap seleksi dan gradasi tahap berikutnya ialah presentasi yaitu bagaimana agar materi yang telah diseleksi dan dikelompokan tersebut dapat disampaikan dan dipahami oleh murid.[27] Dalam hal ini, presentasi terkait dengan bagaimana penyampaian materi agar materi tersebut bisa dipahami oleh peserta didik, jadi apa yang tampak pada halaman-halaman pertama buku teks, itulah presentasi. Presentasi materi ini tergantung pada tujuan belajar dan tingkat kemampuan siswa. Pada tahap presentasi  ini, perlu diperhatikan bahwa dalam buku pembelajaran bahasa ada hal yang ditekankan, yakni ekspresi dan isi. Dari segi ekspresi, ada dua hal yang perlu mendapat perhatian yaitu Staging dan Demonstration.
Staging adalah jumlah bentuk bahasa yang termasuk dalam suatu metode dan jumlah bagiannya menjadi tahap-tahap, urutan-urutan penyajiannya antara satu bagian dengan bagian yang lain, serta pembagiannya ke dalam unit atau satuan presentasi. Sementara Demonstration adalah teknik-teknik yang digunakan oleh suatu metode untuk menyajikan atau menyampaikan materi pelajaran. Selain dari segi ekspresi, segi isi juga perlu ditekankan, yakni arti yang terkandung dalam kata atau kalimat. Untuk mengatasi permasalahan di bidang arti, suatu metode bisa menggunakan salah satu dari empat prosedur atau keempatnya sekaligus. Keempat prosedur tersebut adalah[28]:
a.      Prosedur diferensial, yaitu prosedur yang berdasarkan atas perbedaan arti antara B1 dan B2. Prosedur ini bertujuan menjelaskan sebuah kaidah dengan menterjemahkan penjelasannya dalam bahasa pertama siswa;
b.      Prosedur ostensive, yaitu prosedur mengajar bahasa dengan menggunakan objek, tindakan, gerak-gerik tangan dan muka serta perbuatan lainnya, serta dengan menciptakan situasi untuk menjelaskan kepada siswa;
c.       Prosedur pictorial, yaitu prosedur mengajar dengan menggunakan gambar; dan
d.     Prosedur konteks, yaitu prosedur pengajaran dengan menggunakan konteks yang sifatnya verbal, seperti penggunaan definisi, enumerasim substitusi, metaphor, oposisi dan konteks ganda.[29]
4)      Repetisi
Repetisi adalah pengulangan dalam konteks ini diartikan sebagai pengautan, pelatihan, atau penajaman. Penajaman adalah langkah yang ditempuh oleh penulis buku teks agar materi yang disajikan itu dapat dicerna dan diinternalisasikan oleh siswa menjadi kompetensi berbahasa yang siap dipakai. Prosedur penajaman ini sangat diperlukan, karena didasarkan pada landasan berpikir bahwa[30];
a.      Tujuan belajar berbahasa adalah agar siswa mampu berbahasa secara tepat, lancar, dan mandiri. Oleh sebab itu, siswa perlu pelatihan menggunakan kaidah tersebut dalam konteks berbahasa yang sebenarnya dan dalam situasi yang berbeda-beda.
b.      Terdapat banyak cara atau teknik penajaman agar sebuah kaidah berbahasa dapat diinternalisasikan yaitu dengan jalan mengulang-ulang menjadi bagian dari kompetensi komunikatif.
Mackey membagi materi repetisi menjadi empat kelompok kegiatan yang disesuaikan dengan empat keterampilan bahasa yaitu: menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Teknik penajamanan yang paling lazim digunakan adalah latihan yang bersifat reseptif dan latihan yang bersifat produktif. Latihan yang bersifat reseptif adalah latihan menyimak atau mendengarkan dan membaca, sedangkan latihan produktif adalah latihan berbicara dan menulis. Latihan berbicara dan menulis yang intensif merupakan bentuk latihan berbahasa yang bersifat nyata. Materi ini seharusnya mendapatkan porsi yang terbanyak dalam buku pelajaran bahasa.[31]
Latihan reseptif mencakup keterampilan menyimak dan membaca, perlu dikemukakan bahwa pelatihan untuk mempertinggi bahasa tidak semuanya tersampaikan dalam pelatihan mufrodat. Dalam hal-hal tertentu perlu adanya usaha-usaha kreatif guru bahasa adalam mengajar secara manual. Pelatihan membaca dapat dilakukan dengan; Menjawab pertanyaan; Membuat catatan; Membuat ikhtisar; dan Membuat catatan tunggal bacaan.
Latihan produktif mencakup dua keterampilan pokok, yaitu keterampilan berbicara dan keterampilan menulis. Dalam praktiknya dua aspek ini dapat diintegrasikan dengan keterampilan membaca dan menyimak. beberapa cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan keterampilan produktif tulis antara lain berlatih  menyusun atau membuat ringkasan, menyusun tulisan, narasi, membuat lukisan, menulis bebas atau menterjemahkan. Latihan keterampilan berbicara dapat dilakukan dengan cara;[32] (1)  Praktik dialog atau bercakap-cakap dalam bahasa yang sedang dipelajari; (2) Latihan pola; (3)  Berlatih menirukan secara langsung; (4)  Latihan lihat dan ucapkan; dan (5)  Mengarang lisan.
Untuk bisa menguasi suatu bahasa, terutama bahasa asing dalam hal ini bahasa Arab, pengulangan harus sering kali dilakukan. Suatu perbuatan akan menjadi kebiasaan kalau perbuatan tersebut diulang-ulang sampai beberapa kali. Dalam belajar bahasa yang terbentuk tentunya kebiasaan yang baik (habit formulation). Karena itu, masalahnya ialah bagaimana kita bisa membentuk kebiasaan melalui latihan-latihan yang terulang-ulang tanpa membuat kesalahan-kesalahan. Menghindari kesalahan bagaimanapun juga lebih baik daripada membetulkan kesalahan.
6.        Buku ajar yang baik
Buku ajar dikatakan buku ajar yang baik, apabila memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut yaitu[33]:
a.      Akurat (akurasi); Darmiyati Zuchdi menyatakan untuk dapat menghasilkan buku ajar yang baik perlu memperhatikan akurasi. Keakuratan antara lain dapat dilihat dari aspek; kecermatan penyajian, benar memaparkan hasil penelitian, dan tidak salah mengutip pendapat pakar. Atau juga dapat lihat dari teori perkembangan mutakhir dan pendekatan kelimuan yang bersangkutan.
b.      Sesuai (relevansi); buku ajar memiliki kesesuaian antara kompetensi yang harus dikuasai dengan cakupan isi, kedalaman pembahasan, dan kompetensi pembaca.
c.       Komunikatif; artinya buku mudah dicerna pembaca, sistematis, dan tidak mengandung kesalahan bahasa. Penggunaan bahasa yang lugas, luwes, tidak kaku dan monoton dan mudah dipahami pembaca.
d.     Lengkap dan sistematis; buku ajar yang baik menyebutkan kompetensi yang harus dikuasai pembaca, memberikan manfaat, menyajikan daftar isi dan menyajikan daftar pustaka. Uraian materi sistematis, mengikuti alur pikir dari sederhana ke kompleks, dari lokal ke global, dan seterusnya.
e.       Student Centerd Oriented; buku ajar yang baik hendaknya dapat mendorong rasa ingin tahu siswa, terjadinya interaksi siswa dengan sumber belajar, merangsang siswa membangun pengetahuannya sendiri, dan menggiatkan siswa mengaktualisasikan isi bacaan.
f.        Berpihak pada ideologi bangsa dan negara; buku ajar yang baik adalah buku ajar yang harus mendukung kepada ketakwaan kepada Tuhan yang maha Esa, mendukung pertumbuhan nilai kemanusiaan, mendukung kesadaran akan kemajemukan masyarakat, mendukung tumbuhnya rasa nasionalisme, mendkung kesadaran hukum dan mendukung cara berfikir logis.

C.      Profil Buku Ajar Al-Lughah Al-‘Arabiyah Al-Mu’âsyiroh
1.        Tentang Buku Teks
Judul                   : Bahasa Arab Baku dan Modern, Al-Lughoh Al-Arabiyah Al-Mu’asyiroh
Pengarang          : Prof. Dr. Eckenhard Schulz Universitas Leipzig Jerman[34]
Versi Indonesia : Dr. Thoralf Hanstein dan Esie Hartianty-Hanstein, S.S
Penerbit              : Lkis
Tahun terbit       : 2012
Kota terbit          : Yogyakarta
2.        Sistematika Isi
Buku pelajaran Bahasa Arab ini adalah sebuah kursus dasar intensif bahasa Arab untuk mahasiswa pemula di Institut Oriental Universitas Leipzig Jerman, buku ini ditujukan untuk belajar bahasa Arab baku dan modern, baik dalam ragam tulisan maupun percakapan.
Buku pelajaran bahasa Arab ini memuat; Petunjuk tahap demi tahap untuk mengerti bahasa Arab baik lisan maupun tulisan, Melatih kemampuan untuk berbicara, membaca, dan menulis teks dalam bahasa Arab, Daftar kosakata bahasa Arab-Indonesia dengan memuat entri lebih dari 2.500 kosakata, Teks-teks aktual tentang Timur Tengah dan Afrika Utara, informasi tentang adat istiadat dan topic-topik terbaru, Istilah tata bahasa dicantumkan baik dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa Arab, Berbagai macam-macam latihan tentang tata bahasa, percakapan, dan kosakata.
Pada bagian percakapan, struktur kalimat dan kosakata dibuat sedikit lebih mendekati bahasa sehari-hari tetapi tanpa memasukkan dialek. Tetapi dalam bagian latihan terdapat beberapa petunjuk dan latihan yang menjelaskan cara penggunaan unsur-unsur dialek agar mahasiswa mengerti fenomena diglosia dalam dunia Arab, yakni bahwa disamping bahasa Arab baku juga ada tetap ada bahasa dialek sehari-hari yang masing-masing dipergunakan sesuai dengan tempat dan situasi.[35]
Masing-masing pelajaran dikelompokan ke dalam bagian kosakata (KK), Tata Bahasa (TB), Teks 1 dan teks 2 (kecuali pelajaran 1) dan latihan-latihan (dimulai pad pelajaran ke 4), Bagian latihan dikelompokan  kedalam; Kosakata, Tata bahasa, Percakapan dan Latihan Gabungan. Selain itu dimasukkan latihan Pengulangan yang memuat materi-materi  yang sudah dipelajari pada dua atau tiga pelajaran sebelumnya. Latihan yang sebelumnya ditempatkan kedalam bagian tata bahasa juga dapat muncul kembali dengan kata-kata baru dan menjadi latihan kosakata, karena bagian tata bahasa sudah harus dianggap telah dikuasai oleh mahasiswa. Dan yang ditekankan dalam buku ini ialah berkali-kali mengulangi frasa-frasa stereotip, yakni cara penyambutan, ucapan perpisahan, ucapan selamat, bentuk sapaan, perkenalan, permintaan maaf, peribahasa, dan lain-lain. Teks-teks tidak hanya menjelaskan tata bahasa saja, melainkan juga memberikan informasi tentang sejarah dan daerah-daerah.[36]
Buku pelajaran ini dilengkapi CD audio yang memuat percakapan dan membaca teks oleh native speaker. Selain itu juga ada sebuah buku tambahan yang memuat kunci jawaban untuk semua latihan. Pada bagian Lampiran dimasukan sebuah glosarium yang menjelaskan istilah-istilah penting dari linguistik. Semua tambahan  ini dirancang untuk mempermudah pamakaian buku tersebut secara mandiri.[37]


3.        Konsep Pembelajaran bahasa
Bila dilihat dari pengkelompokan penyusunan materi pelajaran, maka buku ini dari sudut pandang pendekatan materi yaitu menggunakan pendekatan kognitif, menurut Bambang Kaswanti jenis aplikasi pendekatan kognitif berdasarkan sudut pandang pendekatan materi dibagi kedalam dua kelompok, yakni[38];
a.      Kelompok dengan pendekatan penguraian tata bahasa terlebih dahulu, baru struktur bahasa ditampilkan dengan pendekatan deduktif (al-madkhal al-qiyâsi) yang aplikasinya akan berupa Grammar Translation.
b.      Kelompok kedua dengan pendekatan pembelajaran materi-materi bacaan terlebih dahulu, baru siswa diarahkan untuk menyimpulkan unsur gramatikal yang ada di dalam materi tersebut. Hal ini disebut dengan pendekatan induktif (al-madkhal al-istiqrâ’i), maka aplikasinya akan berbentuk Direct Method atau Audio Lingual Method.
Dan silabus pembelajaran bahasa di dalam buku ini jelas menggunakan pendekatan kognitif. Didalam buku tersebut silabus disusun untuk tujuan pencapaian empat kompetensi berbahasa (Menyimak, Berbicara, Membaca, Menulis), akan tetapi apklikasinya lebih mengedepankan keterampilan membaca dan menulis dari keterampilan menyimak dan berbicara.
Menurut Rusydi Ahmad Thu’aimah Prinsip kerangka silabus dalam pendekatan kognitif dibangun dengan pola pikir:
c.       Materi silabus diformulasikan untuk tujuan pencapaian keempat keterampilan berbahasa, dengan mengedepankan keterampilan membaca dan menulis dari menyimak dan berbicara; namun tujuan akhir dari pembelajaran bahasa asing  adalah kemampuan untuk menerapkan kaidah gramatikal.
d.     Unsur-unsur internal bahan bacaan (Nizham Shautiy, Nahwiy, Sharfiy) lebih diberikan penekanan dibandingkan dengan siyâq (konteks).
e.      Materi dibagi dalam tiga gradasi, yaitu: (1) Pemahaman kaidah dengan metode qiyâsi (deduktif) sebagai langkah awal; (2) Studi diantara teks-teks bacaan dengan ditambah media menyimak (atau dari guru sendiri) sebagai pelengkap, untuk tingkat menengah; dan (3)  latihan bentuk-bentuk penggunaan bahasa dalam berbagai lapangan dan  konteks untuk mustawâ mutaqaddim (hight level).
f.        Keterampilan berbicara/bercakap hanya dianggap sebagai keterampilan pendukung; dengan demikian, tidak dimasukkan materi khusus tentang hiwâr.[39]
Berdasarkan prinsip karangka silabus di atas, maka ruang lingkup materi pembelajaran bahasa Arab pendekatan kognitif ini meliputi: Pertama, Unsur Bahasa, yakni: (1) Bentuk Kata (sharf); (2) Struktur Kalimat (nahwi); (3) Mufradat; dan (4) Konteks kebahasaan. Kedua, Kegiatan berbahasa, yakni:
1)     Membaca (qira’ah); yang mengajarkan keterampilan berbahasa untuk mengembangkan kemampuan memahami makna bahan bacaan berdasarkan konteks kebahasaan tertentu.
2)     Berbicara; melalui kegiatan tanya jawab tentang bahan bacaan, untuk mendukung pemantapan keterampilan membaca.
3)      Menulis; melalui kegiatan insya’ muwajjah, yang mengajarkan kemampuan menyusun kalimat untuk mendukung pemantapan keterampilan membaca.

D.      Telaah Buku Ajar Al-Lughah Al-Arabiyah Al-Mu’âsyirah
1.        Buku Ajar Al-Lughah Al-Arabiyah Al-Mu’âsyirah dan empat aspek penilaian kelayakan buku Ajar
a.      Seleksi
Suatu metode pengajaran bahasa bagaimanapun juga harus mengadakan seleksi terhadap materi yang akan diajarkan, baik seleksi terhadap unsur tata bunyi, mufrâdat, semantika dan gramatika. Maka dalam buku ini pada pelajaran pertama yang diperkenalkan adalah unsur tata bunyi dengan memperkenalkan huruf Hijâiyah serta menerangkan cara pengucapannya dan intonasinya yang kemudian dibandingkan dengan bahasa Indonesia dan juga cara penulisan bahasa Arab yang baik dan benar. Kemudian di pelajaran selanjutnya pertama-tama yang diajarkan adalah tata bahasa, kemudian dan mufrodat dan semantik. Berdasarkan prinsip-prinsip seleksi yang diajukan Mackey yaitu; (1) Tujuan belajar; (2) Tingkat kemampuan belajar; (3) Lama waktu belajar; dan (4) Pilihan tipe bahasa yang dipelajar.
Maka buku ini pun menetapkan tujuan belajar yaitu mahasiswa difokuskan pada kemampuan berbicara dalam bahasa Arab, dan buku ini diperuntukan bagi tingkat pemula belajar bahasa Arab, kemudian tipe bahasa yang dipelajari buku ini adalah bahasa Arab baku sehari-hari.
b.     Gradasi
Buku ini dimulai dari hal yang paling mendasar yaitu pengenalan huruf Hijâiyah, kemudian pengucapannya, dan cara penulisannya. Dan pada pelajaran selanjutnya dan seterusnya pengurutan pelajaran dimulai dari pengenalan tata bahasa, kemudian pengenalan mufrâdat, kemudian latihan membaca berupa teks bacaan dan dialog.
c.       Presentasi
Cara mengkomunikasikan materi kepada mahasiswa atau pembelajar bahasa dengan menggunakan model prosedural diferensi, yaitu menjelaskan sebuah kaidah dengan menterjemahkan penjelasannya dalam bahasa pertama yaitu bahasa Indonesia.
d.     Repetisi
Teknik atau Langkah yang ditempuh buku ini agar materi yang disajikan dapat dicerna dan dapat dinternalisasikan oleh pembelajar bahasa menjadi kemampuan berbahasa yang siap pakai adalah latihan yang bersifat produktif, yaitu latihan berbicara dan menulis. Disamping itu, terdapat latihan pengulangan yang memuat materi-materi  yang sudah dipelajari pada dua atau tiga pelajaran sebelumnya. Latihan yang sebelumnya ditempatkan kedalam bagian tata bahasa juga dapat muncul kembali dengan kata-kata baru dan menjadi latihan kosakata.
2.        Kelebihan dan kekurangan Buku ajar Al-Lughah Al-Arabiyah Al-Mu’âshirah
Didalam setiap buku pelajaran tidak luput dari adanya beberapa ciri yang menjadi keunggulan masing-masing buku dan sekaligus ada sisi-sisi lemah yang juga terdapat pada masing-masing buku tersebut. Berikut ini beberapa kelebihan dan kelemahan dalam Buku ajar Al-Lughah Al-‘Arabiyah Al-Mu’âshirah yaitu: Berikut Kelebihannya:
a.      Mahasiswa menguasai dalam arti hafal di luar kepala kaidah-kaidah tata bahasa bahasa Arab;
b.      Mahasiswa mampu memahami karakteristik bahasa Arab dan banyak hal lain yang bersifat teoritis, dan dapat membandingkannya dengan karakterisitk bahasa ibu;
c.       Dengan prinsip (Language Acquisition Device), kepercayaan diri siswa dalam mempelajari bahasa Arab akan terbangun dan terkesan mudah, dan ini dapat menjadi motivasi bagi siswa dalam pembelajaran. Karena guru dalam teknik pembelajarannya berpijak pada asumsi bahwa setiap siswa memiliki alat penerimaan bahasa dan kesemestaan bahasa, yang memudahkannya untuk mempelajari bahasa Asing (Arab);
d.     Bagi umat muslim – seperti siswa Madrasah Aliyah di Indonesia – pembelajaran bahasa Arab dengan pendekatan ini akan lebih membantu untuk sampai pada tujuan pembelajaran; yakni memahami literatur wawasan keilmuan (al-nushûsh al-islâmiyah) dan sosial keagamaan yang berbahasa Arab; dan
e.      Pembelajaran bahasa Arab dapat dilakukan oleh guru yang kemampuannya konteks komunikatif dan budaya Arab minimal.
Adapun sisi kelemahannya sebagai berikut:
a.      Keterampilan berbahasa akan dikuasai dengan tidak seimbang, karena asumsi bahwa menyimak, berbicara dan menulis adalah keterampilan pendukung untuk membaca/memahami teks bacaan.
b.      Tidak adanya gambar yang menarik (visualisasi) yang bisa menumbuhkan motivasi tersendiri dalam mempelajari buku tersebut.

E.       Kesimpulan
Bahan ajar adalah seperangkat sarana yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi dan subkompetensi dengan segala kompleksitasnya. Secara umum, Buku ajar Al-Lughoh Al-Arabiyah Al-Mu’asyiroh, sebagai bahan ajar sesungguhnya telah memenuhi kriteria penyusunan buku ajar yang baik.
Penilian kelayakan sebagai buku ajar yang baik dapat diukur melalui empat aspek pokok yang harus ada dalam sebuah buku ajar, yaitu seleksi, gradasi, presentasi dan repetisi. Buku tersebut dapat dikategorikan sebagai buku ajar yang baik dan layak sebab telah memenuhi kriteria atau ketentuan di atas. Namun demikian, tidak ada buku ajar yang benar-benar sempurna, melainkan memiliki sisi kelebihan dan kekurangan.

Daftar Pustaka

A Rahmat Rosyadi, Menjadi Penulis Profesional Itu Mudah : Proses Kreatif Menulis dan Menerbitkan Buku Sekolah dan Perguruan Tinggi, .Bogor : Ghalia Indonesia, 2008.
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008.
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung: Rosdakarya, 2011.
Al-Ghalli, Usus al-‘Idâd al-Kutub al-Ta’lîmiyah li Ghair al-Nathiqîna bihâ, .Riyadh: Dar al-I’tisham, 1991.
Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik; Tinjauan Teoritis dan Praktik, Jakarta: Penerbit Kencana, 2014.
Bambang Kaswanti Porwo, Pragmatik dan Pengajaran Bahasa, Yogyakarta: Kanisius, 1990.
Ebta Setyawan, KBBI Offline Versi 1.1. Freeware@ 2010, http:/ebsoft.web.id
Eckehard Schulz, Bahasa Arab Baku dan Modern; Al-Lughah al-‘Arabiyah al-Mu’âshirah, Yogyakarta: LkiS, 2012.
Fathi Yunus., dkk,  Ta’lîm al-Lughah al-‘Arabiyah, Cairo: Dar al-Nahdah, 1984.
Johan Wahyudi, Menulis untuk Masa Depan, http://lifestyle.kompasiana.com/. [diakses pada Mei 2014].
Mamandena, Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia. Blogspot.com//Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia. Html. [diakses Mei 2014]
Mansur Muslich, Text Book Writing, (Yogyakarta: Arruz Media, 2010),
Muljanto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing: Sebuah tinjauan dari segi Metodologi . Jakarta: Bulan Bintang, 1975.
Nurhadi, Tata Bahasa Pendidikan (Landasan Penyusunan Buku Pelajaran Bahasa, Semarang: IKIP Semarang Press, 1995.
Pius A Partanto dan M,Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola. 2001.
R Masri Sareb Putra, How to Write Your Own Text Book: Cara Cepat dan Asyik Membuat Buku Ajar yang Powerful, Bandung : Kolbu, 2007.
Rusydi Ahmad Thu’aimah, Dalîl ‘Amal ‘Idâd al-Mawâd al-Ta’lîmiyah li Barâmij Ta’lîm al-Lughal al-‘Arabiyah Li Nâthiqîna Bi Lughât Ukhrâ. Ribath: Mansyûrât al-Muzhamah al-Islamiyah li al-Tarbiyah wa al-‘Ulûm wa al-Tsaqâfah, 1988.
Rusydi Ahmad Thu’aimah, Ta’lim al-Arabiyah Lighairi al-Natiqin Biha. Mesir: Mansyurat al-Munazzhamah al-Islamiyah Li al-Tarbiyah Wa al-’Ulum Wa al-Tsaqafah, 1989.
S. Nasution, Teknologi Pengajaran, Bandung: Tarsito, 1987.
Sa’dun Akbar, Instrumen Perangkat Pembelajaran, Bandung: Rosdakarya, 2013.
Syamsuddin Asyrofi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab: Analisa Textsbook Bahasa Arab. Yogyakarta: Sumbangsih, 1988.
Tim Penyusun Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Dirjen manajemen pendidikan dasar dan menengah depdiknas, Panduan pengembangan Bahan Ajar, Jakarta: Depdiknas, 2008.
Wikipedia, Ta’rîf al-Kitâb. http://ar.wikipedia.org/wiki/. [diakes pada Mei 2014].
Wilardjo L., Buku Teks di Bidang Ilmu dan Teknologi: dalam Kritis, (No. 3 th. III, Januari 1989.



[1] Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Rosdakarya, 2011), hlm. 106.
[2] Syamsuddin Asyrofi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab: Analisa Textsbook Bahasa Arab (Yogyakarta: Sumbangsih, 1988), hlm. 33.
[3] Ibid., hlm. 13.
[4] Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik; Tinjauan Teoritis dan Praktik, (Jakarta: Penerbit Kencana, 2014), hlm. 242.
[5] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), cet. 5, hlm. 176.
[6] Ebta Setyawan, KBBI Offline Versi 1.1. Freeware@ 2010, http:/ebsoft.web.id.
[7] Wikipedia, Ta’rîf al-Kitâb. http://ar.wikipedia.org/wiki/. [diakes pada Mei 2014].
[8] Tim Penyusun Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Dirjen manajemen pendidikan dasar dan menengah depdiknas, Panduan pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta: Depdiknas, 2008), hlm. 19.
[9] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran..., hlm. 176.
[10] A Rahmat Rosyadi, Menjadi Penulis Profesional Itu Mudah : Proses Kreatif Menulis dan Menerbitkan Buku Sekolah dan Perguruan Tinggi, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2008), hlm. 93.
[11] Wilardjo L., Buku Teks di Bidang Ilmu dan Teknologi: dalam Kritis, (No. 3 th. III, Januari 1989), hlm. 34.
[12] Johan Wahyudi, Menulis untuk Masa Depan, http://lifestyle.kompasiana.com/. [diakses pada Mei 2014].
[13] Lihat juga R Masri Sareb Putra, How to Write Your Own Text Book: Cara Cepat dan Asyik Membuat Buku Ajar yang Powerful, (Bandung : Kolbu, 2007), hlm. 11.
[14] Rusydi Ahmad Thu’aimah, Dalîl ‘Amal ‘Idâd al-Mawâd al-Ta’lîmiyah li Barâmij Ta’lîm al-Lughal al-‘Arabiyah Li Nâthiqîna Bi Lughât Ukhrâ, (Ribath: Mansyûrât al-Muzhamah al-Islamiyah li al-Tarbiyah wa al-‘Ulûm wa al-Tsaqâfah, 1988), hlm. 63-64.
[15] Andi Prastowo, Pengembangan Bahan..., hlm. 244.
[16] Ada tiga ketentuan penting yang harus diperhatikan dalam penyusunan buku ajar, yaitu; (a) kurikulum pendidika nasional yang sedang berlaku; (b) berorientasi pada keterampilan proses dengan menggunakan pendekatan kontekstual, teknologi dan masyarakat, serta demonstrasi dan eksperimen; dan (c) memberikan gambaran secara jelas tentang keterpaduannya atau keterkaitannya dengan disiplin ilmu lainnya. Lihat S. Nasution, Teknologi Pengajaran, (Bandung: Tarsito, 1987), hlm. 87.
[17] Andi Prastowo, Pengembangan Bahan..., hlm. 246-247.
[18] Lihat Mansur Muslich, Text Book Writing, (Yogyakarta: Arruz Media, 2010), hlm. 134.
[19] Pembahasan mengenai landasan atau asas-asas penyusunan buku ajar juga dibahas oleh al-Ghalli. Ia menawarkan tiga asas dalam penyusunan bahan yang harus benar-benar diperhatikan yaitu asas sosio-kultural, asas psikologis, dan asas kebahasaan dan pendidikan. Sedikit berbeda dengan al-Ghalli, Mansur mengungkapkan bahwa perlu adanya landasan kelimuan sebagai salah satu bahan pertimbangan ketika menyusun buku ajar. Poin inilah yang membedakan antara al-Ghalli dan Mansur dalam hal menentukan landasan penyusunan buku ajar. Namun demikian, pada hakikatnya kesemuanya saling melengkapi satu sama lain demi terwujudnya buku ajar yang baik dan sesuai dengan harapan pembelajar. Lihat Al-Ghalli, Usus al-‘Idâd al-Kutub al-Ta’lîmiyah li Ghair al-Nathiqîna bihâ, (Riyadh: Dar al-I’tisham, 1991), hlm. 19.
[20] Mansur Muslich, Text Book..., hlm. 135.
[21] Pada tahun 1979, Fathi Yunus melakukan sebuah penelitian mengenai tujuan-tujuan yang dapat mendorong dan memotivasi pembelajar untuk belajar bahasa Arab sebagai bahasa kedua yaitu sebagai berikut: (1) Membaca Al-Qur’an dan Hadits; (2) Membaca ilmu-ilmu keislaman (Fikih, Tafsir, Sejarah, dll); (3) Komparasi Islam dengan agama lain; (3) Melancong ke negara-negara Arab; (4) Bekerja di negara-negara Arab di berbagai bidang dan profesi; (5) Mendirikan pabrik atau perusahaan di negara-negera Arab; dan (6) Bekerja di kedutaan-kedutaan besar di negera Arab. Lihat Fathi Yunus., dkk,  Ta’lîm al-Lughah al-‘Arabiyah, (Cairo: Dar al-Nahdah, 1984), hlm. 182.
[22] Masnur Muslich, Text Book..., hlm.292.
[23] Syamsudin Asyrofi, Metodologi Pengajaran..., hlm. 35.
[24] Mamandena, Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia. Blogspot.com//Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia. Html. [diakses Mei 2014]
[25] Pius A Partanto dan M,Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola. 2001), hlm. 699.
[26] Muljanto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing: Sebuah tinjauan dari segi Metodologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), hlm.42.
[27] Ibid., hlm. 52.
[28] Ibid., hlm. 53.
[29] Nurhadi, Tata Bahasa Pendidikan (Landasan Penyusunan Buku Pelajaran Bahasa, (Semarang: IKIP Semarang Press, 1995), hlm.402
[30] Muljanto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing…, hlm. 56.
[31] Nurhadi, Tata Bahasa Pendidikan..., hlm. 387.
[32] Ibid., hlm. 389.
[33] Sa’dun Akbar, Instrumen Perangkat Pembelajaran, (Bandung: Rosdakarya, 2013), hlm. 24-36.
[34] Profesor untuk studi Arab di Institut Oriental Universitas Leipzig Jerman, dia adalah seoarang dosen dan penterjemah bahasa Arab yang telah lama berpengalaman di bidangnya.
[35] Eckehard Schulz, Bahasa Arab Baku dan Modern; Al-Lughah al-‘Arabiyah al-Mu’âshirah, (Yogyakarta: LkiS, 2012), dalam kata Pengantar hlm. x.
[36] Ibid.
[37] Ibid.
[38] Bambang Kaswanti Porwo, Pragmatik dan Pengajaran Bahasa, (Yogyakarta: Kanisius, 1990), hlm. 50.
[39] Rusydi Ahmad Thu’aimah, Ta’lim al-Arabiyah Lighairi al-Natiqin Biha, (Mesir: Mansyurat al-Munazzhamah al-Islamiyah Li al-Tarbiyah Wa al-’Ulum Wa al-Tsaqafah, 1989), hlm. 139-144

Komentar

  1. Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh pak, selamat pagi, saya Nurlaeli mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta jurusan Pendidikan Bahasa Arab, mohon maaf pak sebelumnya saya mau tanya terkait buku eckehard schulz kepada bapak, kebetulan saya saat ini ditingkat akhir masa perkuliahan, penelitian saya tentang buku bahasa Arab Baku dan Modern karya Eckehard Schulz

    BalasHapus
    Balasan
    1. Assalamu'alaikum mb Nurlaeli. apa yang bisa saya bantu?

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

الكتابة: مفهومها وخصائصها ونشأتها وأنواعها

PENYUSUNAN BAHAN AJAR BAHASA ARAB

LINGUSTIK MODERN: Perkembangan, Aliran, Tokoh, dan Karakteristiknya