PERPUSTAKAAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
A. Pendahuluan
Perpustakaan
merupakan sistem informasi yang di dalamnya terdapat aktivitas pengumpulan,
pengolahan, pengawetan, pelestarian dan penyajian serta penyebaran informasi.
Perpustakaan sebagaimana yang ada dan berkembang sekarang telah dipergunakan
sebagai salah satu pusat informasi, sumber ilmu pengetahuan, penelitian,
rekreasi, pelestarian khasanah budaya bangsa, serta memberikan berbagai layanan
jasa lainnya. Selain itu perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah
gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan
terbitan lainnya menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan
untuk dijual.
Sebagian
besar masyarakat beranggapan bahwa perpustakaan merupakan tempat tumpukan buku
tanpa mengetahui pasti ciri dan fungsi perpustakaan. Ada beberapa ciri yang
perlu diketahui oleh masyarakat diantaranya adalah tersedianya koleksi, sarana
prasarana, pustakawan dan pengunjung serta adanya suatu unit kerja. Oleh karena
itu, faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi tingkat perkembangan
perpustakaan, berdasarkan jumlah pengunjung yang datang ke perpustakaan
tersebut. Kemajuan perpustakaan sekolah sebagai salah satu tolak ukur
keberhasilan prestasi belajar karena perpustakaan sebagai penyedia informasi,
khususnya bagi para siswa dalam memenuhi kebutuhan ilmu pengetahuannya. Maka
dalam tulisan ini, penulis bermaksud untuk menjelaskan dan sekaligus ingin
mengetahui sejauh mana perpustakaan berkontribusi dalam
penggunaannya sebagai media pembelajaran.
B. Pengertian Perpustakaan[1]
Dalam bahasa Indonesia
istilah “perpustakaan” dibentuk dari kata dasar pustaka
ditambah awalan “per” dan akhiran ”an”. Menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia perpustakaan diartikan sebagai “kumpulan buku-buku”.[2] Dalam bahasa
Inggris disebut “library” yang berarti perpustakaan.[3]
Dalam bahasa Arab disebut “al-Maktabah” yang berarti tempat menyimpan buku-buku. Sedangkan menurut istilah “Perpustakaan merupakan kumpulan bahan tercetak dan non tercetak dan atau sumber informasi dalam komputer yang tersusun secara sistematis untuk kepentingan pemakai”.[4]
Sedangkan menurut Taslimah Yusuf, perpustakaan adalah tempat menyimpan berbagai
jenis bahan bacaan. Di situ masyarakat dapat memanfaatkan bacaannya untuk
menambah pengetahuan, mencari informasi atau sekedar mendapatkan hiburan.[5]
Menurut Sutarno NS,
“Perpustakaan adalah suatu ruangan, bagian dari gedung/bangunan, atau gedung itu sendiri, yang berisi buku-buku koleksi, yang
disusun dan diatur sedemekian rupa sehingga mudah
dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu
diperlukan untuk pembaca”.[6]
Adjat Sakri menjelaskan, bahwa perpustakaan adalah lembaga yang menghimpun
pustaka dan menyediakan sarana bagi orang untuk
memanfaatkan koleksi pustaka tersebut”.[7]
Di Indonesia, berdasarkan SK Menpan. No. 132 tahun 2003 dinyatakan bahwa
perpustakaan itu adalah, “Unit kerja yang memiliki sumber daya manusia,
ruangan khusus dan koleksi bahan pustaka sekurang-kurangnya terdiri dari 1000
judul dari berbagai disiplin ilmu yang sesuai dengan jenis perpustakaan yang
bersangkutan dan dikelola menurut sistem tertentu”.[8]
Larasati Milburga, dkk mendefinisikan bahwa perpustakaan adalah suatu unit kerja yang
berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang
diatur secara sistematis dengan cara tertentu untuk digunakan secara
berkesinambungan oleh pemakainya sebagai sumber informasi”.[9] Dari beberapa
pengertian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan pengertian perpustakaan secara umum adalah suatu unit kerja yang berupa tempat mengumpulkan, menyimpan dan memelihara koleksi pustaka
baik buku-buku ataupun bacaan lainnya yang diatur, diorganisasikan dan
diadministrasikan dengan cara tertentu untuk memberi kemudahan dan digunakan
secara kontinu oleh pemakainya sebagai informasi.
C. Manfaat, Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah[10]
Perpustakaan sekolah akan
menjadi bermanfaat bila para siswa dan guru telah terbiasa mendapatkan
informasi dari perpustakaan sekolah. Manfaat yang dapat diperoleh dari
perpustakaan sekolah sebagai berikut[11];
1. Menimbulkan kencintaan para siswa terhadap
budaya membaca;
2. Memperkaya pengalaman belajar, selain di
ruang kelas;
3. Menanamkan kebiasaan belajar mandiri dan
belajar sepanjang hayat (life long education);
4. Mempercepat proses penguasaan materi
pelajaran yang disampaikan guru;
5. Membantu guru memperoleh dan menyusun
materi-materi pembelajaran;
6. Membantu kelancaran dan penyelesaian tugas
para karyawan sekolah;
7. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi bagi seluruh civitas sekolah.
Tujuan diselenggarakannya suatu perpustakaan
pada umumnya untuk hal-hal berikut ini; (1) memberikan layanan informasi yang
memuaskan penggunanya; dan (2) menunjang pencapaian visi dan misi
badan/organisasi/instansi induknya.
Secara umum (universal),
semua jenis perpustakaan berfungsi sebagai sarana atau pusat sebagai berikut;
1. Pusat penyimpanan dan Pelestarian
Perpustakaan berfungsi
sebagai tempat penyimpanan karya tulis, karya cetak, dan karya rekam yang
dibuat oleh manusia.[12]
fungsi penyimpanan dan pelestarian pada perpustakaan sekolah bukanlah fungsi
utamanya. Akan tetapi, perpustakaan sekolah tetap harus menyimpan dan
melestarikan koleksi bahan perpustakaan tercetak atau terekam sebagai hasil
karya putra bangsa yang masih relevan dan diperlukan oleh masyarakat pemustakanya,
yaitu siswa, guru, dan staf adminsitrasi sekolah dalam menyokong pencapaian
sasaran pendidikan dan pembelajaran.[13]
2. Pusat Pendidikan
Perpustakaan
sekolah didirikan dengan fungsi utama sebagai dalah satu satu sarana yang
menunjang pencapaian tujuan penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang
bersangkutan. Keberadaannya harus sejalan dengan prinsip sistem pendidikan
nasional yang diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat serta diselenggarakan dengan
mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi setiap warga
masyarakat.[14]
3. Pusat Penyedia Materi Penelitian
Perpustakaan sekolah juga
berfungsi sebagai tempat mendapatkan informasi yang mendukung penelitian para
siswa dan guru pembimbingnya. Kegiatan penelitian sederhana dapat dilakukan
oleh pemakai perpustakaan, mulai dari anak-anak di bangku sekolah dasar,
sekolah menengah, dan sekolah tingkat atas.
4. Pusat Informasi
Perpustakaan memiliki
berbagai koleksi yang di dalamnya terdapat informasi. Pemustakanya dapat
memperoleh berbagai jenis informasi baik yang bersifat khusus maupun umum.[15]
5. Pusat atau Sarana Rekreasi dan kultural
Perpustakaan sekolah juga
berfungsi sebagai unit menyimpan khazanah budaya bangsa, yaitu melalui
penyimpanan dan pelestarian berbagai bahan pustaka yang memuat khazanah budaya
bangsa. Fungsi sebagai pusat sarana budaya ini dapat dilakukan oleh
perpustakaan sekolah dengan mengadakan berbagai kegiatan, seperti pameran buku,
foto, peragaan busana daerah, pentas kesenian, story telling, dan
sebagainya. Selain sebagai pusat kultural, perpustakaan pun memiliki fungsi
rekreasi budaya yang bersifat literatur, seperti penyediaan buku-buku hiburan,
berbagai hikayat, lagu-lagu daerah, dan lain-lain.[16]
D. Pentingnya Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah
Sesuai dengan namanya,
perpustakaan sekolah tentu berada di sekolah, dikelola oleh sekolah, dan
berfungsi untuk sarana kegiatan belajar-mengajar, penelitian sederhana,
menyediakan bahan bacaan guna menambah ilmu pengetahuan, sekaligus rekreasi
sehat di sela-sela kegiatan belajar. Perpustakaan sekolah sangat bermanfaat
dalam menunjang penyelenggaraan dan proses belajar mengajar. Oleh karena itu
pada prinsipnya setiap sekolah diwajibkan menyediakan perpustakaan,dan
perpustakaan merupakan bagian dari kegiatan sekolah. Keberadaan perpustakaan di
suatu lembaga pendidikan adalah tepat sekali
karena dapat membantu dan meningkatkan tugas para pendidik dan juga membantu
siswa dalam studinya.
Bahan koleksi yang
bermacam-macam yang disusum secara sistematis ditambah lagi lengkapnya
fasilitas yang tersedia serta mendapat pelayanan yang baik, maka akan
membangkitakn minat siswa yang tinggi untuk memanfaatkan perpustakaan sehingga
ia tidak akan menyianyiakan waktu kosong mereka untuk melakukan hal-hal yang
tidak bermanfaat, misalnya minat siswa-siswa yang cerdas yang pada gilirannya
akan tercapai tujuan pendidikan yang dikehendaki. Untuk mencapai tujuan
tersebut akan banyak tergantung pada bagaimana belajar yang dialami oleh siswa
sebagai peserta didik. Semakin tinggi tingkat aktivitas belajar siswa semakain
tinggi pila tingkat keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan siswa yang
diharapkan berhasil, karena “aktivitas belajar akan alebih efesien bila jelas
tujuan yang akan dicapai”.[17]
Sesuai dengan konsep
pendidikan sekarang, interaksi belajar mengajar bukan hanya bertumpu pada guru
sebagai sumber belajar, namun pendidikan sekarang menghendaki keterlibatan
siswa dalam proses belajar mengajar dengan kata lain siswa bukan hanya sebagai
objek tetapi ia juga harus sebagai subjek yang ikut ambil bagian dalam
interaksi belajar yang berlangsung. Dengan demikian adanya aktivitas dalam
belajar adalah merupakan hal yang penting seperti dikatakan oleh Sardiman A.M.
bahwa: “Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah
laku, jadi melakukan kegiatan tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas.
Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di
dalam interaksi belajar mengajar”.[18]
Aktivitas belajar
tersebut bukan hanya menerima pelajaran yang diberikan untuk dihafal, namun
pengetahuan yang didapatnya tersebut dapat dikembangkan dalam tingkat aktivitas
yang lebih bervariasi sebagi kemampuannya untuk mengeluarkan pendapat,
merumuskan, menganalisa, dan lain-lain. Tentunya untuk mendukung semua itu
perpustakaan sekolah adalah merupakan sarana yang tepat karena dari
perpustakaan tersebut siswa dapat menggali sumber pengetahuan dan
informasi-informasi lainnya dari buku-buku yang tersedia, dengan membaca buku
akan didapat pengetahuan dan informasi yang tiada habis-habisnya digali, dan ia
dapat menjembatani antar manusia, tempat dan waktu.
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan
Perpustakaan
Adapun beberapa faktor
yang mempengaruhi terhadap pemanfaatan perpustakaan sekolah adalah:
1.
Minat
Siswa
Faktor
minat siswa sangat menentukan terhadap pemanfaatan perpustakaan sekolah, karena
siswa ada kesadaran pribadi siswa sebagai pendorong jiwanya untuk memanfaatkan
perpustakaan sekolah demi kelancaran
studinya, seperti dikatakan Sardiman A.M :
“Minat diartikan sebagai
suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti
sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhannya
sendiri. Oleh karena itu apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan
membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan
kepentingan sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa minat merupakan kecenderungan
jiwa seseorang kepada seseorang”.[19]
Dengan
adanya minat siswa terutama dalam hal membaca bukubuku yang tersedia di
perpustakaan sekolah maka dengan sendirinya perpustakaan sekolah tersebut turut
membantu terhadap kelancaran aktivitas belajar siswa itu. Karena bagaimanapun
lengkap dan baik sarana dan fasilitas yang ada pada perpustakaan sekolah tidak
akan bermanfaat sebagaimana yang diinginkan kalau tidak ada minat siswa untuk
memanfaatkannya terutama minat baca siswa terhadap buku-buku perpustakaan.
2.
Tenaga
Pengelola
Faktor ini
sangat memegang peranan yang sangat menentukan berhasil tidaknya sebuah
perpustakaan. Oleh karena itu untuk membuat perpustakaan bermanfaat sesuai
dengan tugas, fungsi dan tujuannya. Maka para pengelola, penyelenggara bisa
menyadari akan kepentingan dan kedudukan perpustakaan bagi pelajar, memahami
kepoerluan siswa dan kemudian menguasai liku-liku kegiatan dan teknik pekerjaan
perpustakaan itu sendiri. Seperti dikatakan oleh Larasati Milburga, dkk bahwa,
“Seorang pengelola perpustakaan tidak cukup hanya dibekali keahlian teknis dan
pengetahuan yang memadai tentang ilmu keperpustakaan, melainkan harus memiliki
kemampuan mental tertentu.”
Seorang
petugas perpustakaan harus memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap
pengelolaan perpustakaan agar misi yang ditanggung oleh perpustakaan dapat
dicapai. “Maka sungguh diharapkan bahwa seorang petugas perpustakaan
pertama-tama adalah pencinta buku, atau terlebih lagi pencinta ilmu
pengetahuan.” Kecintaan akan buku dan ilmu pengetahuan akan membuat orang
antusias untuk terus menambah koleksi, mengusahakan agar semakin banyak orang
bisa menikmati dan menggunakannya, mengusahakan orang yang membutuhkan
informasi dengan mudah dan dengan segera menemukan yang dibutuhkannya. Seorang
pustakawan yang sejati tidak akan senang melihat ruang perpustakaan sunyi, sepi
dan buku-buku perpustakaan rapi dan teratur dan bersih yang berarti tidak
pernah dimanfaatkan.
Pada
umumnya pengelola perpustakaan di sekolah diserahkan kepada salah seorang guru
yang diberi tanggung jawab pengelola perpustakaan disamping tugas mengajarnya
yang utama. “Pengelola perpustakaan sekolah adalah seorang guru yang ditugaskan
oleh kepala sekolah dan tugasnya bukan sekedar menjaga buku tetapi seluruh
kegiatan perpustakaan harus dapat dilaksanakannya seperti seorang pustakawan.[20] Untuk menjadi
pustakawan perlu memenuhi persyaratan tertentu, antara lain menguasai kurikulum
sekolah dengan kegiatan perpustakaan. Guru pustakawan hendaknya mampu
menyebarluaskan misi dan pencapaian tugas perpustakaan serta membina dan
meningkatkan minat baca siswa. Dengan adanya kecakapan dan pengetahuan serta
moral para pengelola perpustakaan sekolah, maka dengan sendirinya
pengelolaannya juga akan baik sehingga akan menunjang terhadap kelancaran
proses belajar di sekolah.
3.
Koleksi
Perpustakaan
Keadaan
koleksi perpustakaan sebenarnya erat kaitannya dengan maksud didirikannya
perpustakaan sekolah yaitu seperti yang dikatakan oleh C. Larasati Milburga,
dkk bahwa: “Perpustakaan sekolah ialah berusaha memberikan pelayanan kepada
sekolah agar kegiatan belajar-mengajar yang digariskan di dalam kurikulum dapat
berjalan dengan lancar”. Sesuai dengan maksud itulah maka tentunya perpustakaan
harus dapat menyediakan segala keperluan peralatan yang menunjang pengajaran
yang dilaksanakan di sekolah baik berupa buku-buku pegangan, buku-buku
pelengkap dan sebagainya maupun bahan-bahan pengajaran lainnya seperti alat
peraga. Mengenai koleksi yang berupa buku, maka suatu perpustakaan sekolah
paling tidak memerlukan buku-buku pegangan wajib murid, buku-buku pelengkap
pelajaran murid dan buku-buku pegangan bagi guru dalam mengajar.[21]
Oleh sebab
itu segala bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan harus dapat menunjang proses belajar mengajar, maka dalam pengadaan bahan
pustaka hendaknya mempertimbangkan kurikulum sekolah, serta selera para pembaca
yang dalam hal ini adalah murid-murid.[22]
Bahan-bahan yang diperlukan untuk koleksi perpustakaan selain buku-buku adalah
majalah, surat kabar, kliping, bahan-bahan stensilan, pamplet-pamplet dan alat
peraga lainnya seperti globe, peta dan sebagainya. Mengenai keadaanya juga
harus ditempatkan pada tempatnya dan murid mudah terlihat serta telah
diinventarisir sebelum digunakan.
4.
Motivasi
Guru
Motivasi
adalah kondisi psikologis yang mendorong untuk melakukan sesuatu. Menurut Mc.
Donald seperti dikutip oleh Sardiman A.M. motivasi adalah “perubahan energi
dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya ‘feeling’ dan
didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”. [23] Ada dua jenis
motivasi, yaitu:
a) Motivasi Intrinsik; Jenis
motivasi ini
timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan
dorongan dari orang lain, tetapi atas kemampuan sendiri.
b) Motivasi Ekstrinsik; Jenis
motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena
adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi
yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar.[24]
Sehubungan
dengan pemanfaatan perpustakaan sekolah, maka motivasi guru adalah merupakan
salah satu faktor yang turut mempengaruhi, karena tanpa adanya motivasi yang
diberikan oleh guru untuk memanfaatkan perpustakaan dalam aktivitas belajarnya
siswa akan terpacu untuk meningkatkan aktivitas belajarnya. Motivasi guru ini
perlu diperhatikan, karena untuk membangkitakan atau menggairahkan siswa
tehadap perpustakaan diperlukan bantuan guru, seperti yang dikatakan oleh Conny
Semiawan, dkk “Guru hendaknya berperan sebagai pendorong, motivasi, agar motif-motif
positif dibangkitkan atau ditingkatkan dari dalam diri anak”.[25]
Motivasi
yang diberikan oleh guru di sini bukan hanya dalam membangkitkan gairah siswa
terhadap pepustakaan, namun juga bisa diberikan dengan penugasan yang
mengharuskan mereka memanfaatkan bahan perpustakaan juga memberikan motivasi
untuk gemar membaca.
5.
Gedung dan
Fasilitas Perpustakaan
Mengenai keadaan gedung perpustakaan ini yang
harus diperhatikan adalah letak, jumlah ruangan dan tata ruangannya, yang perlu
diperhatikan untuk mendirikan perpustakaan sekolah yaitu[26]:
a)
Letak
perpustakaan berada di tengah-tengah tempat berlangsungnya kegiatan sekolah,
sehingga mudah dicapai dari segala arah.
b)
Konstruksi/ keadaan gedung. Mampu menahan berat perabot dan
isinya, tahan api dan tahan bakar, cukup banyak celah untuk memungkinkan
memberi penerangan secara alamiah dan tanpa banyak tiang serta penyekat.
c)
Pengaturan
ruangan. Tergantung dari luas serta bentuk ruangan, dan demi kemudahan
pelayanan, tetapi haruslah diperhatikan juga segi-segi artistik, kenyamanan
ventilasi, kesegaran ruangan dan keasriannya.
F.
Perpustakaan
Sebagai Media Pembelajaran
Dalam rangka memanfaatkan
perpusatakaan sebagai media belajar, maka diperlukan keterampilan-keterampilan
seperti berikut[27]:
1.
Keterampilan
mengumpulkan informasi, di antaranya: a) Mengenal sumber informasi
dan pengetahuan; b) Menentukan sumber informasi berdasarkan sistem
klasifikai perpustakaan, cara menggunakan katalog dan indek; dan c) Menggunakan
bahan pustaka baru, bahan referensi seperti ensiklopedi, kamus, buku dan lain
sebagainya.
2.
Keterampilan
mengambil intisari dan mengorganisasikan informasi, seperti:
a) Keterampilan menganalisis, menginterpretasikan dan mengevaluasi
informasi; b) Memahami bahan yang dibaca; c) Membedakan fakta dan opini; dan
d) Menginterpretasikan informasi
baik yang mendukung atau yang berlawanan.
3.
Keterampilan
menggunakan informasi, di antaranya: a) Memanfatkan intisari
informasi untuk mengambil keputusan dan memecahkan masalah; b) memanfaatkan
informasi dalam diskusi; dan c) menjadikan informasi dalam bentuk tulisan.
Misi perpustakaan secara
umum adalah memberikan layanan yang maksimal untuk memenuhi kebutuhan
pemakainya melalui layanan bahan pustaka yang ada diperpustakaan. Kelengakapan
sarana dan bahan-bahan di perpustakaan memiliki makna yang tersendiri bagi
terciptanya kualitas sumber daya manusia, baik yang dilakukan oleh lembaga
pendidikan formal maupun non formal. Karena dengan kelengkapan bahan-bahan dan
sarana yang dibutuhan oleh peserta didik atau konsumen yang membutuhkannya,
akan dapat membantu memberi kemudahan dalam belajar. Hal ini penting difahami,
karena perpustakaan selama ini masih dirasakan manfaatnya akan kehadirannya
baik di tengah-tengah masyarakat atau di lembaga pendidikan. Di mana
perpustakaan dijadikan sebagai sarana belajar dan menjadi sumber belajar oleh
siapapun yang membutuhkannya.[28]
Kelengkapan fasilitas dan
sarana pada lembaga perpustakaan akan memberikan kenyamanan dan kemenarikan
bagi para ownernya untuk selalu datang memanfaatkan perpustakaan. Dengan
seringnya para pengguna untuk mendatangi gedung perpustakaan, dengan sendirinya
budaya minat baca akan tumbuh dan sikap positif terhadap perpustakaan akan
selalu hadir dalam benak siswa atau para pengguna perpustakaan. Hal ini yang
penting dikembangkan dalam rangka meningkatkan fungsi pelayanan perpustakaan
agar dapat memberikan kepuasan bagi pelanggannya.[29]
G. Penutup
Perpustakaan sebagaimana
fungsinya sebagai pusat sumber informasi, sekiranya dapat dijadikan sebagai
salah satu media pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam mengakses dan
mempermudah dalam memahami materi pelajaran. Disamping itu juga, membantu guru
dalam menyajikan dan mendesain materi atau bahan ajar semakin menarik, inovatif,
dan tidak hanya satu sumber belajar (one way traffic education).
Dengan demikian,
perpustakaan sebagai bagian integral dari kekuatan dan keberadaan suatu lembaga
pendidikan dapat diberdayakan, dimanfaatkan dan mendukung program pendidikan
dan pengajaran sesuai dengan tujuan yang terdapat di dalam kurikulum. Sehingga,
pada gilirannya dapat membatu peserta didik memperjelas dan memperluas
pengetahuan dan keilmuannya, mengembangkan bakat, minat, dan budaya membaca yang menuju
kebiasaan belajar mandiri.
Daftar
Pustaka
Abdul
Rahman Saleh dan Rita Komalasari, Manajemen Perpustakaan, Jakarta:
Universitas Terbuka, 2010.
Agus
Soejanto, Bimbingan Ke Arah Belajar Yang Sukses , Jakarta:
Rineka Cipta, 1991.
Conny
Semiawan, Pendekatan Keterampilam Proses (Bagaimana Mengaktifkan Siswa
dalam Belajar) Jakarta: Gramedia, 1990.
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka, 1988.
Fauzy,
Pemanfaatan Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar. http://meretasmasadepan.blogspot.com/2011/03/pemanfaatan-perpustakaan-sebagai-sumber.html, akses
10 Mei 2014
Husein
Al Hamid, Kamus Al-Muyassar Arab-Indonesia Pekalongan:
1982.
Ibrahim
Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah .Jakarta :
Bumi Aksara, 1992.
Larasati
Milburga, dkk, Membina Perpustakaan sekolah .Yogyakarta:
Kanisius, 1991.
Lihat
Opong Sumiati, dkk, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka, 2013.
Moh
Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2001.
Nadjib
Zuhdi, Kamus Lengkap Praktis 20 Juta Inggris Indonesia , Surabaya:
Fajar Mulya, 1993.
Rachman
Hermawan dan Zulfikar Zen, Etika Kepustakawanan; Suatu Pendekatan Terhadap
Kode Etik Pustakawan Indonesia, Jakarta: CV. Sagung Seto, 2006.
Sardiman
A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Pedoman Bagi
Guru dan Calon Guru) (Jakarta: Rajawali Press, 1988.
Soetminah, Perpustakaan,
Kepustakawanan dan Pustakawan, Yogyakarta: Kanisius, 1992.
Surat
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 132/KEP/M.PAN/12/2002
Tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya, (Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI, 2003.
Sutarno
NS, Perpustakaan dan Masyarakat, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2003.
Syihabuddin
Qalyubi, dkk, Dasar-dasar Ilmu Perpsutakaan dan Informasi, Yogyakarta:
Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga, 2007.
T.M
Sumantri, Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002.
[1] Untuk
dapat memahami dengan mudah tentang perpustakaan, ada beberapa istilah atau
term yang perlu dipahami terlebih dahulu, yaitu; (1) Pustaka atau buku
atau kitab, yaitu kumpulan atau bahan berisi hasil tulisan atau cetakan,
dijilid menjadi satu agar mudah dibaca yang berjumlah sedikitnya 48 halaman.;
(2) Perpustakaan, secara konvensional, yaitu kumpulan buku atau bangunan
fisik tempat buku dikumpulkan, disusun menurut sistem tertentu untuk
kepentiangan pemakai; (3) Pustakawan, yaitu orang yang bekerja di
perpustakaan atau lembaga sejenisnya dan memiliki pendidikan perpustakaan
secara formal; (4) Kepustakaan, yaitu bahan bacaan yang digunakan untuk menyusun karangan, makalah, artikel, laporan ilmiah, dan sejenisnya; (5) Ilmu
Perpustakaan, yaitu ilmu yang mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan
perpustakaan, yang cakupannya meliputi hal-hal berikut; perpustakaan sebagai
suatu institusi, organisasi koleksi perpustakaan, pengawetan/pelestarian
koleksi, penyebaran informasi dan jasa perpustakaan, dan lain-lain. Lihat
Syihabuddin Qalyubi, dkk, Dasar-dasar Ilmu Perpsutakaan dan Informasi,
(Yogyakata: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab UIN Sunan
Kalijaga, 2007), hlm. 3-4.
[2] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), hlm. 713.
[3] Nadjib
Zuhdi, Kamus Lengkap Praktis 20 Juta Inggris Indonesia (Surabaya: Fajar Mulya, 1993), hlm. 270
[5] Lihat Abdul
Rahman Saleh dan Rita Komalasari, Manajemen Perpustakaan, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2010), hlm. 4.
[8] Surat
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 132/KEP/M.PAN/12/2002 Tentang
Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya, (Jakarta: Perpustakaan
Nasional RI, 2003), hlm. 4. Bandingkan dengan UU. No 43 Tahun 2007 tentang
Perpustakaan, pada Bab I Pasal I yang menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan
perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, atau
kerya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan
pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka.
[10] Pada
hakikatnya, setiap perpustakaan memiliki sejarah yang berbeda-beda. Karena
sejarahnya yang berbeda-beda itu, setiap perpustakaan mempunyai tujuan,
anggota, organisasi dan kegiatan yang berbeda pula. Perbedaan-perbedaan
tersebut juga akan berpengaruh pada timbulnya berbagai jenis perpustakaan.
Adapun jenis-jenis perpustakaan tersebut yaitu; 1) Perpustakaan Nasional; 2)
Perpustakaan Umum; 3) Perpustakaan Sekolah; 4) Perpustakaan Perguruan Tinggi;
5) Perpustakaan Khusus. Maka dalam uraian ini penulis membatasi pembahasan pada
Perpustakaan Sekolah. Penjelasan lebih
lanjut mengenai jenis-jenis tersebut dapat dilihat dalam Syihabuddin Qalyubi,
dkk, Dasar-dasar Ilmu Perpsutakaan....hlm. 5-16. Lihat juga Rachman
Hermawan dan Zulfikar Zen, Etika Kepustakawanan; Suatu Pendekatan Terhadap
Kode Etik Pustakawan Indonesia, (Jakarta: CV. Sagung Seto, 2006), hlm.
28-43.
[11] Lihat
Opong Sumiati, dkk, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, (Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka, 2013), hlm. 7.
[12] Lihat
Rachman Hermawan dan Zulfikar Zen, Etika Kepustakawana....hlm. 24.
[13] Opong
Sumiati, dkk, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah.......hlm. 9.
[14] Ibid.,
hlm. 10
[15]
Rachman Hermawan dan Zulfikar Zen, Etika Kepustakawana.....hlm. 24
[16] Ibid.,
hlm. 26.
[18] Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru) (Jakarta: Rajawali Press, 1988), hlm. 94.
[20] T.M Sumantri, Panduan Penyelenggaraan
Perpustakaan Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2002), hlm. 7.
[26] Conny Semiawan, Pendekatan Keterampilam Proses
(Bagaimana Mengaktifkan Siswa dalam Belajar) (Jakarta: Gramedia, 1990), hlm. 10.
[27] Fauzy,
Pemanfaatan Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar. http://meretasmasadepan.blogspot.com/2011/03/pemanfaatan-perpustakaan-sebagai-sumber.html, akses 10 Mei 2014.
[28] Ibid.,
[29] Ibid.,
Komentar
Posting Komentar